Social Icons

Pages

Rabu, 28 Mei 2008

Jhony Indo


Mungkin diantara kita ada yang belum mengenal sosok Jhoni Indo, Namun di
tahun 70-an dan 80-an, Nama Jhoni Indo sangat Fenomenal, Beliau adalah Perampok yang di takuti dan disegani, bahkan karena fenomenalnya sepak terjang beliau di dunia hitam ini, pada sekitar tahun tahun 80-an, kisahnya di Filimkan dalam bioskop, hingga kisahnya lebih dikenal lagi di seantero Indonesia.

Sungguh hidayah Alloh tidak mengenal batas, siapapun yang berusaha meraihnya Alloh akan memberikannya dan 'memeluknya dengan kasih sayangNya.
Saat dalam Penjara, Hati kecilnya berteriak, ia tidak ingin hidupnya terus berlumur dosa dalam lembah hitam. Ia sering melihat teman-temannya dalam sel melakukan sholat dan ia merasakan kedamaian. Ketertarikannya kepada islam mulai besar namun Ia merasa dirinya kotor dan tidak pantas menghadap Tuhan. Hingga teman2nya memberikan sebuah komik Islam yang sudah usang, di depan cover komik itu tertulis "Umar Ibnul Khottob".

Dia sangat takjub dengan tokoh dalam komik itu, Sebelum mengenal Islam Umar Ibnul Khottob adalah Seorang Preman Pasar yang ditakuti yang terkenal bengis dan bringas yang tidak segan2 menebas leher lawannya. Bahkan saat itu Ia pun sangat bernafsu ingin membunuh Rasululloh SAW.

Namun Stelah Mengenal Islam dan pribadi Rasul yang sebenarnya, Sungguh jauh berbeda, Umar yang dulu Bringas dan bengis kini menjadi penyayang dan mudah tersentuh hatinya, keberanian yang dulu ia gunakan untuk mendzolimi orang lain, kini ia gunakan untuk mencegah kedzoliman dan menegakkan keadilan. Umar yang dulu Hina, kini menjadi seorang Pemimpin Islam (Presiden) yang mulia dan sangat dicintai Rakyatnya. Dan semasa Rasululloh Hidup, Ia menjadi Pembela Utama Rasululloh, bahkan nyawanya rela Ia tukar Untuk membela Rasullah Tercinta.

Subhanallah, Hanya dari sebuah Komik Ini Allah membuka hati seorang Hamba yang Bernama Jhoni Indo, Kalau Umar yang Demikian Bejat bisa menjadi Mulia dengan Islam, mengapa saya tidak. Karena Itulah Ia Memakai Nama depannya muslimnya dengan Umar. Ustadz Umar.

Semoga kita bisa menauladani keberanian Seorang Jhoni Indo Untuk Berubah, Karena Hanya mereka yang memiliki tekad kuat dan Keberanian besar saja yang bisa Berubah,membebaskan dirinya dari dunia hitam menuju cahaya hidayahNya. Semoga Allah memuliakan Hidupnya dan anak turunannya. Amin Allahumma Amin.

Untuk Melihat Videonya, Silahkan Klik Link Di Bawah Ini, Semoga bermanfaat

Manusia Bertanya, Qur'an Menjawab

Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ?
Qur'an Menjawab : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut:2)
Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
Qur'an Menjawab : boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Qur'an Menjawab : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur'an Menjawab : ..dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.(Yusuf : 87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Qur'an Menjawab : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.(Ali Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Al-Baqarah : 45)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur'an Menjawab :..Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal.. (At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur'an Menjawab : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.. (At-Taubah : 111)

Sabda Nabi Saw : "sampaikan dariku walau hanya satu ayat"

Aminah Assilmi Menemukan Hidayah

Hidayah Allah diberikan kepada siapapun dan kapanpun, mereka yang jujur dengan diri sendiri dan mau membuka diri terhadap nilai2 kebenaran dan kemuliaan pasti akan Alloh mudahkan jalannya menuju Hidayah.

Aminah Assilmi, dulu ia sangat membeci Islam, ia mencari kelemahan islam, Namun dari sanalah Allah membuka Hatinya menuju Nur hidayah, dan kini Mantan Jurnalis Radio itu menjadi Penyuara Islam di dunia, Subahanallah.

Silahkan membaca kisahnya dan videonya dibawah ini.
http://swaramuslim.com/islam/more.php?id=5508_0_4_0_M
Film FITNA Ditampilkan, 3 WN Belanda Masuk Islam! - pelajaran berharga
http://swaramuslim.com/islam/more.php?id=5509_0_4_0_M

Rasulullah bersabda:
"Barang siapa menyakiti orang non muslim (dzimmi) maka itu sama halnya mereka menyakit diriku"
" Mudahkan Jangan Di Persulit "
" Sesungguhnya Aku di Utus Untuk menyempurnakan Akhlak yang Mulia"
" Allah Itu Lembut dan Suka kelembutan"

Rasulullah bersabda : " Barangsiapa Beriman kepada Alloh dan Hari Akhir, maka hendaknya ia memuliakan tetangganya"

Rasullah bersabda yang kurang lebih maksudnya sbb : "Jika Engkau Masak kuah dan tercium baunya, maka hendaknya engkau perbanyak kuahnya dan bagikan Untuk tetanggamu"
Dan Jika tetangga kita non muslim, mereka tetap memiliki Hak sebagai tetangga, itu yang rasul kita perintahkan untuk ummatnya.

"Orang Islam adalah siapa-siapa yang orang lain aman dari gangguan lidah dan tangannya"
Waallahu a'lam Bishawab.

Senin, 26 Mei 2008

Bencana-bencana Waktu

Bencana-bencana Waktu
1. Lalai.
Ini adal;ah penyakit pikiran. Kejadian peristiwa selalu dilihat dari lahirnya saja. Kurang memperhatikan hakikat dibalik kejadian dan sebab utama kejadian. Contoh sederhana, bencana alam yang banyak terjadi selalu ditinjau dari aspek lahiriyah belaka, tidak pernah dilihat dari sisi lain, yaitu hukum kausalitas dalam ajaran Islam bahwa siapa saja yang melenceng dari syari'at Allah pasti ada resikonya yaitu musibah yang mengerikan.
2. Menunda Pekerjaan
Menunda pekerjaan adalah di antara musibah-musibah waktu. "Nanti", "besok", "sebentar", "kapan-kapan" adalah di antara senjata pamungkas para penunda waktu.
Pernah ada seseoran yang meminta nasehat seorang lali-laki shalih dari Bani Abdil Qais, Ia hanya berkata dengan singkat, "waspadalah dari berkata "nanti". Ada juga yang mengatakan bahwa kata "nanti" adalah salah satu dari tentara iblis.
3.Mencerca Zaman
Di antara penyakit orang lemah adalah senang mencerca zaman. Ini sebenarnya prilaku orang-orang malas. Ketidakberdayaannya dalam melawan kemalasan dibungkus dengan cercaan kepada zaman di mana ia berada. Padahal Rasulullah melarang kita mencela zaman, karena zaman dan kejadian yang terjadi di dalamnya itu adalah ketentuan dari Allah.

Kamis, 22 Mei 2008

Dahsyatnya Cinta..

"Cinta", layaknya makanan pokok, istilah yang satu ini tidak pernah pudar sepanjang jaman. Selalu hadir dimanapun dan kemanapun kita berpaling. Betapa Dasyatnya Fitnah Cinta.... sehingga orang yang sedang dilanda cinta lazimnya akan terfokus untuk mendapatkan yang dicintainya. Akibatnya, tidak sedikit yang menjadi lalai dari mencintai Alloh serta Rasul-Nya.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: "Patutkah kamu mengambil dia (iblis) dan turunan-turunannya sebagai wali selain daripada-Ku , sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Alloh) bagi orang-orang yang zalim." (QS: Al-Kahfi: 50).

Sesunguhnya seseorang yang bercita-cita tinggi tidak akan terpengaruh oleh cinta yang bisa menghalangi ketenangan, membuat tidur tidak bisa nyenyak, membuat bingung akal pikiran, dan bahkan bisa membuat gila. Betapa sering terjadi seseorang yang sedang dimabuk cinta menghabiskan harta dan mengorbankan jiwa serta kehornatannya demi yang dicintainya. Bahkan ia rela mengorbankan agama dan dunianya.

Cinta sanggup membuat tuan menjadi pelayan, dan penguasa menjadi budak. Anda lihat, banyak orang yang sudah terlanjur masuk dalam jerat cinta ingin keluar darinya. Akan tetapi, hal itu mustahil. Betapa banyak fitnah cinta yang menjebloskan orang-orang yang bersangkutan ke dalam Neraka Jahim, menjerumuskan mereka pada siksa yang sangat pedih, dan membuat nereka meneguk air nereka yang panas mendidih. Wallohu A'lam

(Sumber Rujukan: 'Uluwwul Himmah, oleh Muhammad Ismail Al-Muqoddam; dan Lihat juga; Raudhat Al-Muhibbin wa Nuzhatul musytaqin, oleh Ibnul Qoyyim, hal 182-190; disarikan oleh Gani)

Pacaran??????????


Seorang pemuda yang terlalu lama membujang, kadangkala merasa kesulitan untuk mencari calon istri, keberanian untuk bertandang dan meminang seorang gadis menjadi gamang karena terlalu banyak pertimbangan, akhirnya ... pernikahan menjadi sekedar angan-angan karena calon istri belum juga didapatkan. Sulitnya mencari calon istri. "PACARAN" tetap tidak diperbolehkan dan hukumnya haram.

Cinta yang dibungkus dengan pacaran, pada hakikatnya hanyalah nafsu syahwat belaka, bukan kasih sayang yang sesungguhnya, bukan rasa cinta yang sebenarnya, dan dia tidak akan mengalami ketenangan karena dia berada dalam perbuatan dosa dan kungkungan nafsu, adapun manisnya perbuatan dan indahnya perkataan dalam pacaran, pada dasarnya hanyalah rayuan-rayuan belaka yang kosong dan hampa, yang mengandalkan permainkan kata-kata, untuk itu..hati- hatilah...

Kebanyakan orang sebelum melangsungkan pernikahan biasanya 'berpacaran' terlebih dahulu, hal ini biasanya dianggap sebagai masa perkenalan individu, atau masa penjajakan atau dianggap sebagai perwujudan rasa cinta kasih terhadap lawan jenisnya.

Dengan adanya anggapan seperti ini, maka akan melahirkan konsensus di masyarakat bahwa masa pacaran adalah hal yang lumrah dan wajar, bahkan merupakan kebutuhan bagi orang-orang yang hendak memasuki jenjang pernikahan. Anggapan seperti ini adalah anggapan yang salah dan keliru. Dalam berpacaran sudah pasti tidak bisa dihindarkan dari berdua-duaan antara dua insan yang berlainan jenis, terjadi pandang memandang dan terjadi sentuh menyentuh, yang sudah jelas semuanya HARAM hukumnya menurut syari'at Islam.

Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: "Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang wanita, melainkan si wanita itu bersama mahramnya" (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari 1862 dan Muslim 4/104 atau 1341 dan lafadz ini dari riwayat Muslim dari shahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma)

Jadi dalam Islam tidak ada kegiatan untuk berpacaran, dan pacaran hukumnya HARAM.

Contoh lain yang juga merupakan pelanggaran yaitu sangkaan sebagian orang yang menganggap bahwa kalau sudah tunangan/khitbah, maka laki-laki dan perempuan tersebut boleh jalan berdua-duaan, bergandengan tangan bahkan ada yang sampai bercumbu layaknya pasangan suami istri yang sah. Anggapan ini adalah salah. Dan perbuatan ini dosa besar.
Disalin dari message Gamais FKM Undip di Friendster

Khutbah terakhir Rasulullah


(Khutbah ini disampaikan pada 9 Zulhijjah 10H di Lembah Uranah, Gunung Arafah)

Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan. Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu selepas ini. Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikan ia kepada orang- orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.
Wahai manusia, seperti mana kamu menganggap bulan ini dan Kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang muslim sebagai amanah suci. kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.
Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu.
Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba adalah dibatalkan mulai sekarang. Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutnya dalam perkara- perkara kecil.Wahai manusia, sebagaimana kamu mempunyai hak ke atas isteri kamu mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik, berlemah lembutlah terhadap mereka karena sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia.
Dan hak kamu ke atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai manusia, dengarlah kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadhan dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah 'Ibadah haji' sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahawa setiap muslimin adalah saudara kepada muslimin yang lain. Kamu semua adalah sama, tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lain kecuali dalam taqwa dan beramal soleh.Ingatlah bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari nanti untuk dipertanggungjawabkan di atas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Quran dan Sunnahku.Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalah Mu kepada hamba-hambaMu..
Firman Allah SWT:
"Hanya yang takut kepada Allah SWT dari golongan hamba-hambaNya itu adalah dari golongan orang yang berilmu pengetahuan". (Surah Al-Faatir)

Disalin dari artikel yang ditulis Khalifah di Friendster


Selasa, 13 Mei 2008

Foto Api Lapindo



ngetes aja



Kamis, 08 Mei 2008

Hadist Palsu ---> Perselisihan Umat


"Perselisihan di antara umatku adalah rahmat."

Hadits ini tidak ada sumbernya. Para pakar hadits telah berusaha mendapatkan sumbernya dengan meneliti dan menelusuri sanadnya, namun tidak menemukannya. As-Subuki mengatakan, "Hadits tersebut tidak dikenal di kalangan para pakar hadits dan saya pun tidak menjumpai sanadnya yang sahih, dha'if ataupun maudhu'. Pernyataan itu ditegaskan dan disepakati Syeikh Zakaria al-Anshari dalam mengomentari tafsir al-Baidhawi II/92. Di situi a mengatakan, "Dari segi maknanya terasa sangat aneh dan menyalahi apa yang diketahui para ulama peneliti." Ibnu Hazem dalam al-Ahkam fi Ushulil-Ahkam, V/64 menyatakan, "Ini bukan hadits." Barangkali ini termasuk sederetan ucapan yang paling merusak dan membawa bencana. Bila perselisihan dan pertentangan merupakan rahmat, pastilah kesepakatan dan kerukunan itu merupakan kutukan. Ini tidak mungkin diucapkan apalagi diyakini oleh kaum muslimin yang berpikir tenang dan teliti. Masalahnya, hanya dua alternatif yakni bersepakat atau berselisih,yang berarti pula rahmat atau kutukan (kemurkaan). Menurut saya, kata-kata ini akan berdampak negatif bagi umat Islam dari masa ke masa. Perselisihan yang disebabkan perbedaan antar mazhab benar-benar telah mencapai klimaksnya, bahkan para pengikut mazhabyang fanatik tidak segan-segannya mengafirkan pengikut mazhab lain.Anehnya, jangankan para pengikut mazhab, para pemimpin atau para ulamanyapun yang mengetahui syariat dan ajaran Islam tak seorang pun yang berusaha kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Nabawiyah yang sahih padahal,itulah yang diperintahkan oleh para imam mazhab yang mereka ikuti. Imam-imam yang menjadi panutan mereka itu telah dengan tegas berpegang hanya pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, ijma,dan qiyas. Karena itulah para imam dengan tegas pula menyatakan secara bersama, "Bila hadits itu shahih, maka itulah mazhabku. Dan bila ijtihad atau pendapatku betentangan dengan al-Qur'an dan Sunnah yang shahih, ikutilah Qur'an dan Sunnah serta campakanlah ijtihad dan pendapatku." Itulah mereka.
Ulama kita dewasa ini kendatipun mengetahui dengan pasti bahwa perselisihan dan perbedaan tidak mungkin dapat disatukan kecuali dengan mengembalikan kepadasumber dalilnya, menolak yang menyalahi dalil dan menerima yang sesuai dengannya, namun tak mereka lakukan. Dengan demikian, mereka telah menyandarkan perselisihan dan pertentangan ada dalam syariat.Barangkali ini saja sudah cukup menjadi bukti bahwa itu bukan datang dari Allah, kalau saja mereka itu mau benar-benar mengkaji dan mempelajari Al-Qur'an serta mencamkan firman Allah dalam suratan-Nisa' ayat 82, yang artinya:
"... Kalau sekiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (an­Nisa': 82)
Ayat tersebut menerangkan dengan tegas bahwa perselisihan dan perbedaan bukanlah dari Allah. Kalau demikian,bagaimana mungkin perselisihan itu merupakan ajaran atau syariat yang wajib diikuti apalagi merupakan suatu rahmat yang diturunkan Allah? La haula wala quwwata illa billah!
Karena adanya ucapan itulah, banyak umat Islam setelah masa para imam --khususnya dewasa ini -- terus berselisih dan berbeda pendapat dalam banyak hal yang menyangkut segi akidah dan amaliah. Kalau saja mereka mau mengenali dan mencari tahu bahwa perselisihan itu buruk dan dikecam Al-Qur'an dan Sunnah, pastilah mereka akan segera kembali ke persatuan dan kesatuan.
Ringkasnya, perselisihan dan pertentangan itu dikecam oleh syariat dan yang wajib adalah berusaha semaksimal mungkin untuk meniadakan dan menjauhkannya dari umat Islam sebab hal itu menjadi penyebab utama melemahnya umat Islam seperti yang difirmankan Allah:
"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu..." (al-Anfal: 46)
Adapun merasa rela terhadap perselisihan dan menamakannya sebagai rahmat jelas sekali menyalahi ayat Qur'an dan hadits-hadits sahih. Dan nyatanya ia tidak mempunyai dasar kecuali ucapan di atas yang tidak bersumber dari Rasulullah.
Barangkali muncul pertanyaan: para sahabat Rasulullah telah berselisih pendapat, padahal mereka adalah seutama-utamanya manusia. Lalu apakah rnereka juga termasuk yang dikecam Al-Qur'an dan Sunnah? Pertanyaan semacam itu dijawab oleh Ibnu Hazem: Tidak! Sama sekali, tidak! Mereka tidak termasuk yang dikecam Al-Qur'an dan Sunnah, sebab mereka masing-masing benar-benar mencari mardhatillah dan demi untuk-Nya semata. Di antara mereka ada yang mendapat satu pahala karena niat yang baik dan kehendak demi kebaikan. Sungguh telah ditiadakan dosa atas mereka karena kesalahan yang telah mereka lakukan. Mengapa? Karena mereka tidak sengaja dan tidak bermaksud (berselisih) dan tidak pula meremehkan dalam mencari (kebenaran). Bagi mereka yang mendapat kebenaran baginya dua pahala. Begitulah umat Islam hingga hari kiamat nanti.
Adapun kecaman dan ancaman yang ada dalam Al-Qur'an dan Sunnah ditujukan bagi mereka yang dengan sengaja meninggalkan Qur'an dan sunnah setelah keduanya sampai di telinga mereka dan adanya dalil-dalil yang nyata di hadapan mereka serta kepada mereka yang menyandarkan pada si Fulan dan si Fulan, bertaklid dengan sengaja demi satu ikhtilaf, mengajak pada fanatisme sempit ala jahiliah demi menyuburkan firqah. Mereka sengaja menolak Al-Qur'an dan Sunnah Nabawiyah. Kecaman dan ancaman tadi khusus untuk mereka yang bila isi Qur'an dan Sunnah sesuai dengan hawa nafsu dan keinginannya lalu mereka ikuti; tetapi bila tidak sesuai, mereka kembali pada ashabiyah jahiliahnya.
Karena itu, berhati-hati dan waspadalah terhadap semua itu bila Anda mengharap keselamatan dan kesuksesan pada hari yang tiada guna harta dan keturunan kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Lihat al-Ihkam fi Ushulil-Ahkam, V/67-68).
=================================================

Judul Asli: Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah
Judul: Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'
Penulis: Muhammad Nashruddin al-Albani
Penterjemah: A.M. Basamalah, Penyunting: Drs. Imam Sahardjo HM.
Cetakan 1, Jakarta
Gema Insani Press, 1994
Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Telp.(021) 7984391 - 7984392 - 7988593
Fax.(021) 7984388
Cetakan Pertama, Shafar 1416H - Juli 1995M

Hadist Palsu ---> Tuntutlah ilmu ke negri Cina


"Tuntutlah ilmu sekalipun ke negeri Cina."

Riwayat ini batil. Ini diriwayatkan oleh Ibnu Adi II/207, Abu Naim dalam Akhbar Ashbahan II/106, al-Khatib dalam at-Tarikh IX/364 dan sebagainya, yang kesemuanya dengan sanad dari al-Hasan bin Athiyah, dari Abu Atikah Tharif bin Salman, dari Anas bin Malik r.a. Kemudian semuanya menambahkan lafazh fa inna thalabal ilmi faridlatun 'ala kulli muslimin. Ibnu Adi berkata, "Tambahan kata walaw bish Shin kami tidak mengenalinya kecuali datang dari al-Hasan bin Athiyah." Begitu pula pernyataan al-Khatib dalam kitab Tarikh seperti dikutip Ibnul Muhib dalam al-Fawa'id.
Kelemahan riwayat ini terletak pada Abu Atikah yang telah disepakati muhadditsin sebagai perawi sanad yang sangat dha'if. Bahkan oleh Imam Bukhari dinyatakan munkar riwayatnya. Begitu pula jawaban Imam Ahmad bin Hanbal ketika ditanya tentang Abu Atikah ini.
Ringkasnya, susunan dari hadits di atas adalah sangat dha'if atau bahkan sampai pada derajad batil. Saya kira kebenaran ada pada ucapan Ibnu hibban dan Ibnul Jauzi yang berkata bahwa hadits di atas tidak ada sanadnya yang baik atau bahkan dianggap baik sampai derajad dapat dikuatkan atau saling menguatkan antara satu sanad dengan sanad yang lainnya.
Adapun bagian kedua (tambahannya), mungkin dapat dinaikkan derajadnya kepada hadits hasan, seperti diutarakan oleh al-Mazi sebab sanadnya banyak yang bersumber pada Anas r.a. Dalam hal ini dari hasil penyelidikan yang saya lakukan, saya telah menemukan delapan sanad yang dapat diandalkan yang kesemuanya bersumber kepada sahabat Rasulullah saw., diantaranya adalah Anas, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud, Ali, Abu Said, dan sebagainya. Hingga kinipun saya masih menelitinya hingga saya benar-benar yakin dalam memvonis shahih, hasan ataupun dha'ifnya sanad-sanad tersebut. Wallahu a'lam.
=============================

Judul Asli: Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah
Judul: Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'
Penulis: Muhammad Nashruddin al-Albani
Penterjemah: A.M. Basamalah, Penyunting: Drs. Imam Sahardjo HM.
Cetakan 1, Jakarta
Gema Insani Press, 1994
Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Telp.(021) 7984391 - 7984392 - 7988593
Fax.(021) 7984388
Cetakan Pertama, Shafar 1416H - Juli 1995M

Hadist Palsu ---> Agama dan Akal


"Agama adalah akal. Siapa yang tidak memiliki agama, tidak ada akal baginya."

Hadits tersebut batil. Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa'i dari Abi Malik Basyir bin Ghalib. Kemudian ia berkata, "Hadits ini adalah batil munkar." Menurut saya, kelemahan hadits tersebut terletak pada seorang sanadnya yang bernama Bisyir. Dia ini majhul (asing/tidak dikenal). Inilah yang dinyatakan oleh al-Uzdi dan dikuatkan oleh adz-Dzahabi dalam kitab Mizanul-I'tidal dan al-Asqalani dalam kitab Lisanul-Mizan.
Satu hal yang perlu digarisbawahi di sini ialah bahwasanya semua riwayat/hadits yang menyatakan keutamaan akal tidak ada yang sahih. Semua berkisar antara dha'if dan maudhu'. Saya telah menelusuri semua riwayat tentang masalah keutamaan akal tersebut dari awal. Di antaranya apa yang diutarakan oleh Abu Bakar bin Abid Dunya dalam kitab al-Aqlu wa Fadhluhu. Di situ saya dapati ia menyebutkan, "Riwayat ini tidaklah sahih."
Kemudian Ibnu Qayyim dalam kitab al-Manaar halaman 25 menyatakan, "Hadits-hadits yang berkenaan dengan akal semuanya dusta belaka."
=================================================

Judul Asli: Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah
Judul: Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'
Penulis: Muhammad Nashruddin al-Albani
Penterjemah: A.M. Basamalah, Penyunting: Drs. Imam Sahardjo HM.
Cetakan 1, Jakarta
Gema Insani Press, 1994
Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Telp.(021) 7984391 - 7984392 - 7988593
Fax.(021) 7984388
Cetakan Pertama, Shafar 1416H - Juli 1995M

disalin dari:

Hadist Palsu ---> Beramal Dunia & Akhirat


"Beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau mati besok."


Sekalipun riwayat di atas sangat masyhur dan hampir setiap orang mengutipnya, tetapi sanadnya tidak ada yang marfu'. Bahkan Syekh Abdul Karim al-Amri tidak mencantumkannya dalam kitabnya al-Jaddul-Hatsits fi Bayani ma laysa bi Hadits.
Namun, saya telah mendapatkan sumbernya dengan sanad yang mauquf (pada sahabat) yaitu diriwayatkan oleh Ibnu Qutaibah dalam kitab Gharibul-Hadits I/46, dengan matan "Ihrits lidunyaaka ..." dan seterusnya.
Juga saya dapatkan dalam riwayat Ibnu Mubarak pada kitab az-Zuhud II/28 dengan sanad lain yang juga mauquf dan munqathi' (tidak bersambung).
Ringkasnya, riwayat hadits tersebut dha'if karena adanya dua penyakit dalam sanadnya. Pertama, majhulnya (asingnya) maula (budak/pengikut) Umar bin Abdul Aziz sebagai salah satu perawi sanadnya. Kedua, dha'ifnya pencatat bagi Laits yang bernama Abdullah bin Shaleh, yang juga merupakan perawi sanad dalam riwayat ini.

=======================================================


Judul Asli: Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah
Judul: Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'
Penulis: Muhammad Nashruddin al-Albani
Penterjemah: A.M. Basamalah, Penyunting: Drs. Imam Sahardjo HM.
Cetakan 1, Jakarta
Gema Insani Press, 1994
Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Telp.(021) 7984391 - 7984392 - 7988593
Fax.(021) 7984388
Cetakan Pertama, Shafar 1416H - Juli 1995M

disalin dari:

http://media.isnet.org/hadits/dm1/

Minggu, 04 Mei 2008

Foto FKMKI 1