Bagi kalangan aktivis dakwah LDK FKMKI UNHAS (Lembaga Dakwah Kampus Forum Komunikasi Mushallah dan Kerohanian Islam Universitas Hasanuddin) rangkaian kata-kata di atas bukanlah hal asing lagi. Yup, sangat jelas termaktub dalam AD/ART FKMKI yang menyebutkannya sebagai slogan organisasi ini. Namun yakin bagiku, masih banyak dari teman sekalian yang masih belum faham maksud dan nilai-nilai yang tersirat dari konstelasi kata-kata di atas ini.
Insan tarbiyah pasti telah paham atau paling tidak pernah mengkaji salah satu pemahaman dasar kita dalam mengkaji Islam. Bahwa islam itu adalah agama yang syumul (menyeluruh). Bahwa ternyata untuk memahami Islam kita tidak boleh melihatanya secara parsial (sebagian saja), tapi dari sisi dimana Islam itu mencakup segala sisi dinamika kehidupan. Bahwa Islam itu adalah ajaran tauhid, menyucikan hati, kelompok pemikir, grup olahraga, pasukan militer, berpolitik, kesenian dll. Dan menurut penulis, untuk memahami Islam secara benar kita harus memakai cara pandang bahwa Islam adalah agama yang menyeluruh dan universal. Semua aspek-aspek kehidupan itu terintegral dalam ajaran Islam. Sehingga jika ada seseorang memahami Islam secara setengah-setengah saja, bisa dipastikan dia akan menyimpang dari pemahaman yang benar tentang agama Allah ini. Contohnya, jika hanya berpikir bahwa islam itu hanya sholat dan ngaji saja, maka kehidupannya hanya untuk dirinya sendiri dan tidak akan bermanfaat bagi orang banyak. Bahkan akan timbul fanitisme pada pemikirannya sendiri dan begitu mudah mengkafirkan muslim yang lain. Naudzubillah..
Kita juga harus paham, dalam memperjuangkan dakwah Islam, tak boleh terfokus hanya pada satu sisi kehidupan saja. Jangan hanya fokus pada usaha-usaha pada penegakkan pemerintahan Islam saja, atau hanya pada tarbiyah saja, atau malah hanya politik saja. Karena Islam yang berat sebelah (tidak menyeluruh) bisa jadi hanya akan tumbuh sebagai simbol saja, dan kehilangan izzah.
Itulah yang dipahami oleh ikwah FKMKI, bahwa dalam berdakwah dikampus jangan kemudian kita memilah-milahkan mana yang harus kita kerjakan. Mana yang lebih penting antar organisasi, dakwah, atau akademik. Kami memahami bahwa semua aspek kehidupan kemahasiswaan adalah sesuatu yang terintegrasi, tidak terpisahkan. Bahwa mahasiswa itu adalah seorang yang sholeh akademisi organisatoris. Saya jadi teringat kata-kata Ust. Masturi, Lc “Seorang mahasiswa itu baru dikatakan mahasiswa jika dia memiliki akademik yang bagus dan kemampuan organisasi yang mantap”..
Teman-teman sekalian, slogan FKMKI “Utamakan Dakwah, Dahulukan Kuliah, Berprestasi!” jika ditelaah secara EYD akan menghasilkan pemaknaan yang sangat rancuh. Pertanyaan yang sering muncul “Loh, jadi mana yang lebih penting dakwah atau kuliah nih??”. Namun kemudian jika kita melihatnya sesuai dengan cara pandang bahwa Islam itu Syumul (Menyeluruh) maka sangat jelas sekali. FKMKI mengajak kita untuk memahami dunia kampus ini secara menyeluruh, tidak parsial. Bahwa dakwah tidak terpisahkan dengan kuliah, kuliah tidak terpisahkan dari organisasi, dan organisasi tidak boleh terpisahkan dengan dakwah. Subhanallah…
By Sekretaris Jendral LDK FKMKI UNHAS 2008-2009
Rabu, 07 Oktober 2009
Langganan:
Postingan (Atom)