Kisah berikut ini hanya sebagai bahan renungan dan pembelajaran bagi kita semua. Tanpa sedikitpun berniat untuk menjelek-jelekan profesi tertentu.
Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Agama.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau ALLAH itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.
Si tukang cukur menjawab: “Begini, coba kamu perhatikan di kehidupan ini, banyak orang yang kesusahan, sakit, miskin dll. Jika ALLAH itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .
“Saya tidak dapat membayangkan ALLAH Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang gila di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”
Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana“, si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, kenapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.
“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan ALLAH.
“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.
Sebenarnya ALLAH ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..kenapa aku tidak mau datang kepada ALLAH SWT, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”
Dikutip dari tulisan Kang Hendra di Group "TIPS PERSIAPAN MALAM PERTAMA" di Facebook
Kamis, 15 April 2010
Wahai Muslimah, Ringankanlah Maharmu!
Bersama izin wali, kerelaan calon mempelai wanita, dan saksi, mahar menjadi syarat sahnya akad nikah. Mahar adalah harta yang diberikan pihak calon suami kepada calon istrinya untuk dimiliki sebagai penghalal hubungan mereka. Allah SWT berfirman, “Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan.” (An-Nisa’ 4).
Dalam tafsirnya, Imam Al-Qurthubi menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan, “Ayat ini menunjukkan adanya kewajiban atas seorang suami untuk memberikan mahar bagi istri. Hal demikian sudah menjadi kesepakatan para ulama dan tidak ada perselisihan dalam masalah ini.” Allah menyatakan, “Berikanlah maskawin kepada mereka sebagai suatu kewajiban.” (An-Nisa’ 24).
Mahar ini menjadi hak istri sepenuhnya, sehingga bentuk dan nilai mahar ini pun sangat ditentukan oleh kehendak istri. Syariat Islam tidak menentukan batasan minimum atau maksimum untuk mahar pernikahan. Dan bisa saja mahar itu berbentuk uang, benda atau pun jasa, tergantung permintaan pihak istri. Namun syariat menganjurkan wanita agar meringankan mahar kepada calon suaminya dan tidak berlebihan, guna memudahkan proses pernikahan dan menghindari maraknya perzinaan.
… Islam mengajarkan wanita agar meringankan mahar dan menyederhanakannya serta tidak melakukan persaingan…
Dalam fatwanya, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menyatakan bahwa Islam mengajarkan wanita agar meringankan mahar dan menyederhanakannya serta tidak melakukan persaingan, sebagai pengamalan kita kepada banyak hadits yang berkaitan dengan masalah ini, untuk mempermudah pernikahan dan untuk menjaga kesucian kehormatan pemuda-pemudi.
Meski demikian, lanjut Syaikh Bin Baz, para wali tidak boleh menetapkan syarat uang atau harta (kepada pihak lelaki) untuk diri mereka, sebab mereka tidak mempunyai hak dalam hal ini; ini adalah hak perempuan (calon istri) semata, kecuali ayah. Ayah boleh meminta syarat kepada calon menantu sesuatu yang tidak merugikan putrinya dan tidak mengganggu pernikahannya. Jika ayah tidak meminta persyaratan seperti itu, maka itu lebih baik dan utama.
Allah SWT berfirman, “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 32).
…Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk mempermudah urusan, bukan mempersulit, demikian pula dalam hal mahar untuk pernikahan…
Selain itu, Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk mempermudah urusan, bukan mempersulit, demikian pula dalam hal mahar untuk pernikahan. Dikutip dari Ishlah An-Nisa’; fi Al-‘Aqidah wa Al-‘Ibadah wa Al-Bait wa As-Suluk, Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Sahl bin Sa’ad bahwa ada wanita yang mengajukan dirinya untuk dinikahi, oleh Rasulullah, namun beliau menolaknya. Lalu ada seorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya.” Beliau pun bertanya, “Apa yang engkau miliki (sebagai mahar)?” Sahabat itu menjawab, “Aku tidak memiliki apa pun.” Rasulullah berkata, “Kalau begitu, pergi dan carilah mahar, walaupun hanya sebuah cincin dari besi.”
Sahabat itu pun pergi kemudian datang lagi seraya melapor kepada Nabi, “Demi Allah aku tak menemukan apa pun termasuk cincin besi. Namun aku memiliki kain ini, dan untuknya (sebagai mahar) separuh kain ini.” Nabi balik bertanya, “Apa yang dapat engkau lakukan dengan kainmu itu? Jika engkau mengenakannya, dia tidak bisa memakainya. Sebaliknya jika dia yang mengenakannya, maka engkau tidak bisa memakainya.”
Sahabat itu pun lalu duduk. Setelah duduk lama, dia pun bangkit. Nabi melihatnya, lalu beliau memanggilnya. Nabi bertanya, “(Hafalan) apa yang engkau punya dari Al-Qur’an?” Dia menjawab, “Aku punya hafalan beberapa surat; surat ini dan surat itu.” Nabi pun bersabda, “Aku nikahkan engkau dengan dia dengan mahar hafalan surat yang engkau miliki.”
Beliau pun melarang para muslimah berlebihan dalam menetapkan mahar pernikahan. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya perkawinan yang besar keberkahannya adalah yang paling murah maharnya. Dan beliau bersabda: perempuan yang baik hati adalah yang murah maharnya, memudahkan urusan perkawinannya dan baik akhlaknya. Adapun perempuan yang celaka yaitu yang mahal maharnya, menyusahkan perkawinannya, dan buruk akhlaknya.”
…Rasulullah bersabda, Sesungguhnya perkawinan yang besar keberkahannya adalah yang paling murah maharnya…
Ajaran Islam yang mudah pun menetapkan bahwa mahar tidak selalu berbentuk materi fisik atau hal-hal yang merefleksikan kekayaan dan kesejahteraan. Selain harta kekayaan, mahar bisa berupa sesuatu yang diambil upahnya (jasa) dan manfaat yang akan kembali kepada sang wanita, seperti keislaman dan hafalan Al-Qur’an.
Imam An-Nasa’i meriwayatkan hadits shahih, bahwasanya Anas bin Malik menuturkan, “Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar keislaman dirinya. Adalah Ummu Sulaim masuk Islam sebelum Abu Thalhah. Abu Thalhah bermaksud meminang dirinya. Ummu Sulaim menjawab, “Sungguh aku telah masuk Islam. Apabila engkau masuk Islam, aku bersedia menikah denganmu. Lalu Abu Thalhah pun masuk Islam, dan hal itu menjadi mahar bagi pernikahan di antara keduanya.
Dalam riwayat lain diterangkan bahwa Abu Thalhah meminang Ummu Sulaim. Ummu Sulaim menjawab, “Demi Allah wahai Abu Thalhah, tak ada seorang seperti dirimu pantas ditolak, namun sayang engkau ini orang kafir. Sedangkan aku ini wanita muslimah, dan tak boleh menikah denganmu. Bila engkau mau masuk Islam, itulah maharku dan aku tidak minta yang lain lagi.”
Abu Thalhah pun kemudian masuk Islam, dan itulah mahar untuk menikahi Ummu Sulaim. Tsabit Al-Bannani, seorang tabiin terkemuka, mengomentari riwayat tadi dengan mengatakan, “Aku tidak mendengar lagi ada wanita yang maharnya lebih mulia ketimbang maharnya Ummu Sulaim. Mereka pun menikah dan mendapatkan keturunan.”
…Hikmah di balik anjuran untuk meringankan mahar adalah mempermudah proses pernikahan. Berapa banyak laki-laki yang mundur teratur akibat adanya permintaan mahar yang tinggi?...
Wahai ukhti muslimah, lihatlah bagaimana wanita shalihah seperti Ummu Sulaim yang lebih mengutamakan agama daripada nafsu syahwat. Mahar Ummu Sulaim menjadi sebaik-baik mahar di dalam Islam. Hikmah di balik anjuran untuk meringankan mahar adalah mempermudah proses pernikahan. Berapa banyak laki-laki yang mundur teratur akibat adanya permintaan mahar yang tinggi?
Syariat Islam menetapkan aturan-aturan yang mudah dan mulia. Tidak perlulah para muslimah mengikuti wanita-wanita jahiliyah yang berlebih-lebihan dalam menetapkan mahar dan merasa bangga dengan hal itu. Betapa kasihannya para wanita yang tidak kunjung menikah karena menetapkan mahar yang begitu tinggi. Dengan demikian, permudah dan ringankanlah maharmu wahai muslimah! [ganna pryadha/voa-islam.com]
Referensi:
1. Syaikh Sa’ad Yusuf, Ishlah An-Nisaa`; fi Al-‘Aqidah wa Al-‘Ibadah wa Al-Bait wa As-Suluk.
2. Fatwa-fatwa Terkini.
sumber: http://www.voa-islam.com/muslimah/artikel/2010/04/11/4982/wahai-muslimahringankanlah-maharmu/
Dalam tafsirnya, Imam Al-Qurthubi menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan, “Ayat ini menunjukkan adanya kewajiban atas seorang suami untuk memberikan mahar bagi istri. Hal demikian sudah menjadi kesepakatan para ulama dan tidak ada perselisihan dalam masalah ini.” Allah menyatakan, “Berikanlah maskawin kepada mereka sebagai suatu kewajiban.” (An-Nisa’ 24).
Mahar ini menjadi hak istri sepenuhnya, sehingga bentuk dan nilai mahar ini pun sangat ditentukan oleh kehendak istri. Syariat Islam tidak menentukan batasan minimum atau maksimum untuk mahar pernikahan. Dan bisa saja mahar itu berbentuk uang, benda atau pun jasa, tergantung permintaan pihak istri. Namun syariat menganjurkan wanita agar meringankan mahar kepada calon suaminya dan tidak berlebihan, guna memudahkan proses pernikahan dan menghindari maraknya perzinaan.
… Islam mengajarkan wanita agar meringankan mahar dan menyederhanakannya serta tidak melakukan persaingan…
Dalam fatwanya, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menyatakan bahwa Islam mengajarkan wanita agar meringankan mahar dan menyederhanakannya serta tidak melakukan persaingan, sebagai pengamalan kita kepada banyak hadits yang berkaitan dengan masalah ini, untuk mempermudah pernikahan dan untuk menjaga kesucian kehormatan pemuda-pemudi.
Meski demikian, lanjut Syaikh Bin Baz, para wali tidak boleh menetapkan syarat uang atau harta (kepada pihak lelaki) untuk diri mereka, sebab mereka tidak mempunyai hak dalam hal ini; ini adalah hak perempuan (calon istri) semata, kecuali ayah. Ayah boleh meminta syarat kepada calon menantu sesuatu yang tidak merugikan putrinya dan tidak mengganggu pernikahannya. Jika ayah tidak meminta persyaratan seperti itu, maka itu lebih baik dan utama.
Allah SWT berfirman, “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 32).
…Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk mempermudah urusan, bukan mempersulit, demikian pula dalam hal mahar untuk pernikahan…
Selain itu, Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk mempermudah urusan, bukan mempersulit, demikian pula dalam hal mahar untuk pernikahan. Dikutip dari Ishlah An-Nisa’; fi Al-‘Aqidah wa Al-‘Ibadah wa Al-Bait wa As-Suluk, Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Sahl bin Sa’ad bahwa ada wanita yang mengajukan dirinya untuk dinikahi, oleh Rasulullah, namun beliau menolaknya. Lalu ada seorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya.” Beliau pun bertanya, “Apa yang engkau miliki (sebagai mahar)?” Sahabat itu menjawab, “Aku tidak memiliki apa pun.” Rasulullah berkata, “Kalau begitu, pergi dan carilah mahar, walaupun hanya sebuah cincin dari besi.”
Sahabat itu pun pergi kemudian datang lagi seraya melapor kepada Nabi, “Demi Allah aku tak menemukan apa pun termasuk cincin besi. Namun aku memiliki kain ini, dan untuknya (sebagai mahar) separuh kain ini.” Nabi balik bertanya, “Apa yang dapat engkau lakukan dengan kainmu itu? Jika engkau mengenakannya, dia tidak bisa memakainya. Sebaliknya jika dia yang mengenakannya, maka engkau tidak bisa memakainya.”
Sahabat itu pun lalu duduk. Setelah duduk lama, dia pun bangkit. Nabi melihatnya, lalu beliau memanggilnya. Nabi bertanya, “(Hafalan) apa yang engkau punya dari Al-Qur’an?” Dia menjawab, “Aku punya hafalan beberapa surat; surat ini dan surat itu.” Nabi pun bersabda, “Aku nikahkan engkau dengan dia dengan mahar hafalan surat yang engkau miliki.”
Beliau pun melarang para muslimah berlebihan dalam menetapkan mahar pernikahan. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya perkawinan yang besar keberkahannya adalah yang paling murah maharnya. Dan beliau bersabda: perempuan yang baik hati adalah yang murah maharnya, memudahkan urusan perkawinannya dan baik akhlaknya. Adapun perempuan yang celaka yaitu yang mahal maharnya, menyusahkan perkawinannya, dan buruk akhlaknya.”
…Rasulullah bersabda, Sesungguhnya perkawinan yang besar keberkahannya adalah yang paling murah maharnya…
Ajaran Islam yang mudah pun menetapkan bahwa mahar tidak selalu berbentuk materi fisik atau hal-hal yang merefleksikan kekayaan dan kesejahteraan. Selain harta kekayaan, mahar bisa berupa sesuatu yang diambil upahnya (jasa) dan manfaat yang akan kembali kepada sang wanita, seperti keislaman dan hafalan Al-Qur’an.
Imam An-Nasa’i meriwayatkan hadits shahih, bahwasanya Anas bin Malik menuturkan, “Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar keislaman dirinya. Adalah Ummu Sulaim masuk Islam sebelum Abu Thalhah. Abu Thalhah bermaksud meminang dirinya. Ummu Sulaim menjawab, “Sungguh aku telah masuk Islam. Apabila engkau masuk Islam, aku bersedia menikah denganmu. Lalu Abu Thalhah pun masuk Islam, dan hal itu menjadi mahar bagi pernikahan di antara keduanya.
Dalam riwayat lain diterangkan bahwa Abu Thalhah meminang Ummu Sulaim. Ummu Sulaim menjawab, “Demi Allah wahai Abu Thalhah, tak ada seorang seperti dirimu pantas ditolak, namun sayang engkau ini orang kafir. Sedangkan aku ini wanita muslimah, dan tak boleh menikah denganmu. Bila engkau mau masuk Islam, itulah maharku dan aku tidak minta yang lain lagi.”
Abu Thalhah pun kemudian masuk Islam, dan itulah mahar untuk menikahi Ummu Sulaim. Tsabit Al-Bannani, seorang tabiin terkemuka, mengomentari riwayat tadi dengan mengatakan, “Aku tidak mendengar lagi ada wanita yang maharnya lebih mulia ketimbang maharnya Ummu Sulaim. Mereka pun menikah dan mendapatkan keturunan.”
…Hikmah di balik anjuran untuk meringankan mahar adalah mempermudah proses pernikahan. Berapa banyak laki-laki yang mundur teratur akibat adanya permintaan mahar yang tinggi?...
Wahai ukhti muslimah, lihatlah bagaimana wanita shalihah seperti Ummu Sulaim yang lebih mengutamakan agama daripada nafsu syahwat. Mahar Ummu Sulaim menjadi sebaik-baik mahar di dalam Islam. Hikmah di balik anjuran untuk meringankan mahar adalah mempermudah proses pernikahan. Berapa banyak laki-laki yang mundur teratur akibat adanya permintaan mahar yang tinggi?
Syariat Islam menetapkan aturan-aturan yang mudah dan mulia. Tidak perlulah para muslimah mengikuti wanita-wanita jahiliyah yang berlebih-lebihan dalam menetapkan mahar dan merasa bangga dengan hal itu. Betapa kasihannya para wanita yang tidak kunjung menikah karena menetapkan mahar yang begitu tinggi. Dengan demikian, permudah dan ringankanlah maharmu wahai muslimah! [ganna pryadha/voa-islam.com]
Referensi:
1. Syaikh Sa’ad Yusuf, Ishlah An-Nisaa`; fi Al-‘Aqidah wa Al-‘Ibadah wa Al-Bait wa As-Suluk.
2. Fatwa-fatwa Terkini.
sumber: http://www.voa-islam.com/muslimah/artikel/2010/04/11/4982/wahai-muslimahringankanlah-maharmu/
Jumat, 09 April 2010
Anti Virus Tercanggih Sejagat
Saudaraku seiman, seandainya kita ingin berfikir seiring dengan mata hati kita niscaya kita akan menemukan posisi hidup kita pada zaman sekarang ini. Jika dibayangkan sekilas kehidupan sekarang yang penuh gelamoran membuat mata kita melek tapi mata hati jadi buta. Kini berbuat maksiat pun dianggap biasa,buka-bukaan apalagi,dan banyak lagi bentuk-bentuknya.semua itu tidak lain karrena akibat gemerlapnya kehidupa dunia.
Begitu juga,dengan gesekan kehidupan yang begitu cepat berubah dan perkembangan peradaban yang tidak sejalan dengan kemajuan sumber daya manusia melahirkan pribadi-pribadi yang cacat moral . sungguh sangat mengerikan posisi manusia sekarang ini khususnya bagi kita yang mengaku beriman pada Allah dan Rasulnya .
Zaman globalisasi ini adalah zaman dimana hal-hal yang bersifat klasik di zaman rasullah sudah tidak berlaku lagi di zaman kita, ini membuat permasalahan menjadi komplek dan rumit.
Posisi kita semakin runyam tak terarah maka kita sebagai umat islam sulit memposisikan diri jika tidak dibarengi dengan peningkatan SDM terlebih peningkatan aspek pemahaman agama islam. karenya di dalam islam umat muslim dituntut untuk belajar mulai dari sejak lahir sampai masuk keliang lahat.
Artinya bahwa sumber daya manusia khususnya umat Islam harus sejalan dengan perkembangan zaman.
Belum lagi permasalahan lain yang timbul dari internal kita sebagai manusia dimana disinyalirkan dalam hadisnya rasullah " bahwa manusia itu di kepung oleh lima hal yang akan merusak dirinya,,yang pertama syaithan yang siap menyesatkannya.
Syaithan terus menggoda anak cucu adam dengan berbagai macam cara baik lewat depan,belakang,atas bawah,samping kiri dan samping kanan.
Dahsyatnya lagi ia menggoda dengan cara halus dan lembut. Lihatlah bagaimana orang yang berjihad dijalan Allah mampu ia taklukkan dengan halus, menaburkan benih-benih riya dalam diri nya.
Ketika Allah memanggil para mujahidin ini seraya berfirman, ” Bohong, kamu berjihad semasa hidupmu di dunia hanya supaya orang-orang mengatakan kamu pahlawan”. Kemudian Allah mencampakkannya ke dalam neraka.
Perhatikan juga bagaimana syaithan menyusup halus ke dalam diri seorang dermawan membisikan kedudukan tinggi dihadapan manusia. Maka Allah memanggil orang ini seraya berfirman, ”Bohong, kamu mendermakan hartamu semasa hidup di dunia bukan karena aku melainkan karena pujian,supaya orang-orang mengatakan kamu orang dermawan .” maka Allah mencampakkannya ke dalam neraka.
Perhatikan dengan seksama susunan tubuh kita,semuanya adalah saluran yang bisa digunakan syaithan untuk menyesatkan anak cucu adam, mulai dari mata sampai kaki. Sesungguhnya hati, mata, telinga dan kaki kita kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.( Qs. 15 : 36 )
Memang cerdik si syaithan,tahu betul saluran-saluran sensitif yang digunakan untuk menjerumuskan keturunan nabi Adam as.
Perlu untuk diketahui bahwa syaithan adalah musuh nyata manusia karena serangannya jelas dan bertubi-tubi.sekaligus musuh tidak nyata karena tidak bisa dilihat dan dimusnahkan, itulah sebabnya rasullah mengajarkan kita wirid, membaca ma’udzatain tiga kali baik sebelum tidur ataupun selepas shalat fardu. Karena latarkan belakang ayat itu memang diturunkan untuk melindungi manusia baik dari keburukan yang nyata ataupun tidak nyata.
Saking agresifnya si syithan ia bersumpah di hadapan Allah untuk terus menggoda, menjerumuskan keturunan adam sampai hari akhir. Namun sayang sekali, banyak diantara kaum muslimin yang lemah imannya terlena dengan tipu muslihatnya,seolah syaitan bukan lagi musuh. Padahal jelas sekali iblis mengobarkan permusuhan.
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.
Kedua adalah orang-orang kafir ( tidak semuanya) yang selalu memusuhi, tidak terbayang bagaimana orang-orang kafir secara tidak langsung bersekongkol dengan syaithan untuk menjauhkan umat islam dari nilai-nilai Islam.
Zaman modern ini tidak terlepas dari pengaruh orang-orang kafir yang senantiasa mencari berbagai macam cara untuk memusuhi,meyesatkan, dan memusnahkan orang muslim.
Hal ini tersirat pada surat al-Baqarah ayat 120 yang menyatakan tidak akan pernah ridho dengan orang-orang Islam. begitu juga sejarah membenarkan tentang permusuhan mereka terhadap orang islam.
kini kita rasakan bagaimana pengaruh-pengaruh mereka datang menghampiri kehidupan kita bahkan sudah masuk di kehidupan keluarga dan pribadi kita. bagaimana hal itu bisa terjadi?
Isu-isu global yang dikuasai mereka terus digembar-gemborkan, disosialsasikan, dan digambarkan seakan-akan ini adalah kebenaran yang tidak bertentangan dengan nilai islam,mereka terus berusaha supaya isu ini menggelobal, dikukuhkan lagi oleh berbagaimacam argument yang menghipnotis otak-otak para pembacanya.
Sehingga ketika isu ini berhasil maka dunia ini menjadi terbalik bagi orang yang tersihir olehnya. Misalnya kaum hawa yang berpakaian minim bahkan setengah telanjang, sudah jelas menjatuhkan martabat mereka, dianggap trendy masa kini, sesuai dengan zaman dan aturan HAM.
Sebaliknya yang berpakaian menutup seluruh aurat yang tujuannya untuk mengangkat dan memuliakan perempuan dianggap feminim, katrok, tidak sesuai dengan zaman, dan mengekang kebebasan kaum hawa. Padahal, kehormatan adalah inti dari kebebasan.
Bagaimana kita bilang seorang wanita yang berpakaian membuka aurat dengan alasan trendy, itu bebas? Kalau ditinjau secara logika mereka inilah yang dikekang kebebasannya, diperbudak oleh trendy nafsu belaka. Bak budak jalanan tak bertuan yang kelaparan, kemana sisa makanan dilempar kesitu ia berlari.
Hati kecil siapa saja mengakui akan hal itu. Ada juga, orang yang berusaha menginterkoneksikan gejala-gejala alam, atau argument-argumen dengan dalil-dalil dari al-quran hadist dianggap kampungan, tidak faham perkembangan, sementara mereka yang melandaskan argumennya dengan filsafat miring. Yaitu orang-orang atheis seperti Karl Max, Stalin yang sudah tidak memanusiakan manusia dan sejenisnya yang menuhankan otak, dianggap sejalan dengan perkembangan zaman.
Walahal, jika dibandingkan keilmiah, di mana Al Quran dan As-Sunah secara silsilah priwayatannya 100 persen tidak diragukan dari mana datangnya atau siapa perawinya, alquran yang kita baca sekarang dan kaum muslimin sedunia sama dengan alquran yang dibaca Rasullah, begitu juga dengan As-Sunnah. Jika ditinjau dari substansi maka Alquran dan assunah jauh lebih akurat dan ilmiah.
Maka bisa kita menarik sebuah konklusi bahwa mereka yang merujuk pada buku-buku filsafat seperti karlkmax,stalin, dan selainnya, jauh lebih katrok,kampungan,sok berfikir realistis. Walaupun dalam islam tetap mengedepankan sikap objek dan frofesional terhadap suatu masalah,yang benar diambil, yang salah disingkirkan.
Kita yang punya akal fikiran sehat yang didukung dengan nilai-nilai islam semestinya harus selektif dengan hal itu. Ironis sekali ketika seseorang merujuk kepada orang-orang ateis yang tidak memperlakuakan manusia sebagai manusia, dipandang lebih maju dan sesuai dengan trendi pemikiran modern.memang dunia terbalik ,Masih banyak lagi contoh dunia terbaik.
Adapun konsekuwensinya adalah mereka yang diperbudak hawa nafsu mendapatkan tempat di khalayak ramai, di akui dunia sementara mereka yang terus menjaga auratnya ( kaum muslimin) atau yang berpegang teguh dengan nilai ajaran Islam, cendrung diasingkan bahkan diintimidasi, dilecehkan dan dihina.
Senada dengan apa yang dikatakan ibnu Qayyim Al-Jauzy, " Jika engkau amati, kebanyakan manusia rela dengan dunia dan berpaling dari ayat-ayat Allah, dan sangat sedikit yang sanggup berbeda dengan mereka karena ia akan menjadi terasing diantara mereka". Tapi itulah hukum alam, di mana ada kebenaran pasti ada kejahatan. Inilah sekilas bagaiman orang-orang musyrikin membalik dunia hanya untuk menyesatkan kita umat muslimin.
Ketiga orang munafik yang membencinya,jelas sekali bagaimana orang munafik ingin membahayakan kehidupan orang muslim,dikatakan sebagian ulama bahwa mereka lebih jahat dari orang kafir karena mereka faham agama dan hidup bersama orang muslim.
Mereka ibarat musuh dalam selimut yang statusnya tidak banyak orang tahu. Mereka mengatakan diri mereka muslim,beramal sebagaimana orang islam tapi sedikit demi sedikit mereka memudarkan ajaran-ajaran Islam, menginterpretasi nilai-nilai Islam dengan nafsu mereka . Sehingga banyak diantara orang islam jauh dari pengamalan dan ajaran-ajaran islam.diantara mereka ada yang mengatakan shalat itu cukup dengan megingatNya,menikah sama jenis itu boleh dll.
Keempat nafsu syahwat yang siap membinasakannya dimana saja. ia adalah musuh terbesar manusia setelah syaithan bagaiman tidak?,ia adalah musuh sekaligus sahabat manusia yang bersamayam dalam diri manusia, sampai hari kiamat.
Secanggih apapun senjata yang dimiliki negara super power untuk menghancurkannya, hatta nuklir pun tidak akan mampu untuk menghancurkannya. Banyak orang muslim yang binasa olehnya, setiap hembusan nafas dan sejengkal langkah, ia terus mengintai, tidak memandang bulu siapa yang akan ia binasakan.
Ingatlah, "Sesungguhnya nafsu itu selalu memerintahkan kepada kejelekan". Begitulah al-Quran memperingati umat Islam. Rasullah pernah mengatakan kepada para sahabatnya bahwa perang yang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu".
Kelima orang mukmin yang hasad,ini adalah ancaman kita sebagai seorang muslim. sudah menjadi hukum alam jika ada diiantara kita ada yang hasad. namun jika hasad ini tidak diantisipasi sejak dini maka kitalah yang akan kena getahnya. hasad kadang berakhir dengan permusuhan,permusuhan kadang berakhir dengan pembunuhan,dan pembunuhan berakhir dengan dosa besar,maka orang yang melakukan dosa besar tanpa bertaubat maka balasan adalah neraka. Jadi tidak heran jika ada diantara kaum muslimin saling membunuh, perang saudara karena hasad,maka berangkat dari hal ini kita harus tetap memilih dan memilah sahabat diantara mereka.
oleh karenanya hendaknya kehidupan pada zaman sekarang ini tetap dibungkus dengan nilai-nilai islam,tunduk dalam rengkuhan ajaran islam yang terkandung dalam Al-Quran dan As-Sunnah, yang murapakan fitrah kehidupan manusia di dunia.
Sehigga terproteksi dari virus-virus kehidupan baik itu virus dari internal yaitu dalam diri kita sendiri,dan lima hal yang membinasakan tadi, ataupun virus eksternal yaitu gemerlapnya kehidupan dunia yang menipu.
Karena sesungguhnya hanya ajaran Islamlah yang mampu menjaga kita dari berbagai macam gangguan virus. Ia adalah anti virus tercangging sejagad. wallahu'alam
Bogor, 04-06-2010
Muhammad Safil,
PPT Darul Quran Mulia Bogor; S 1 Tarbiyah, Al-Qudwah-Depok
Sumber : Eramuslim
Begitu juga,dengan gesekan kehidupan yang begitu cepat berubah dan perkembangan peradaban yang tidak sejalan dengan kemajuan sumber daya manusia melahirkan pribadi-pribadi yang cacat moral . sungguh sangat mengerikan posisi manusia sekarang ini khususnya bagi kita yang mengaku beriman pada Allah dan Rasulnya .
Zaman globalisasi ini adalah zaman dimana hal-hal yang bersifat klasik di zaman rasullah sudah tidak berlaku lagi di zaman kita, ini membuat permasalahan menjadi komplek dan rumit.
Posisi kita semakin runyam tak terarah maka kita sebagai umat islam sulit memposisikan diri jika tidak dibarengi dengan peningkatan SDM terlebih peningkatan aspek pemahaman agama islam. karenya di dalam islam umat muslim dituntut untuk belajar mulai dari sejak lahir sampai masuk keliang lahat.
Artinya bahwa sumber daya manusia khususnya umat Islam harus sejalan dengan perkembangan zaman.
Belum lagi permasalahan lain yang timbul dari internal kita sebagai manusia dimana disinyalirkan dalam hadisnya rasullah " bahwa manusia itu di kepung oleh lima hal yang akan merusak dirinya,,yang pertama syaithan yang siap menyesatkannya.
Syaithan terus menggoda anak cucu adam dengan berbagai macam cara baik lewat depan,belakang,atas bawah,samping kiri dan samping kanan.
Dahsyatnya lagi ia menggoda dengan cara halus dan lembut. Lihatlah bagaimana orang yang berjihad dijalan Allah mampu ia taklukkan dengan halus, menaburkan benih-benih riya dalam diri nya.
Ketika Allah memanggil para mujahidin ini seraya berfirman, ” Bohong, kamu berjihad semasa hidupmu di dunia hanya supaya orang-orang mengatakan kamu pahlawan”. Kemudian Allah mencampakkannya ke dalam neraka.
Perhatikan juga bagaimana syaithan menyusup halus ke dalam diri seorang dermawan membisikan kedudukan tinggi dihadapan manusia. Maka Allah memanggil orang ini seraya berfirman, ”Bohong, kamu mendermakan hartamu semasa hidup di dunia bukan karena aku melainkan karena pujian,supaya orang-orang mengatakan kamu orang dermawan .” maka Allah mencampakkannya ke dalam neraka.
Perhatikan dengan seksama susunan tubuh kita,semuanya adalah saluran yang bisa digunakan syaithan untuk menyesatkan anak cucu adam, mulai dari mata sampai kaki. Sesungguhnya hati, mata, telinga dan kaki kita kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.( Qs. 15 : 36 )
Memang cerdik si syaithan,tahu betul saluran-saluran sensitif yang digunakan untuk menjerumuskan keturunan nabi Adam as.
Perlu untuk diketahui bahwa syaithan adalah musuh nyata manusia karena serangannya jelas dan bertubi-tubi.sekaligus musuh tidak nyata karena tidak bisa dilihat dan dimusnahkan, itulah sebabnya rasullah mengajarkan kita wirid, membaca ma’udzatain tiga kali baik sebelum tidur ataupun selepas shalat fardu. Karena latarkan belakang ayat itu memang diturunkan untuk melindungi manusia baik dari keburukan yang nyata ataupun tidak nyata.
Saking agresifnya si syithan ia bersumpah di hadapan Allah untuk terus menggoda, menjerumuskan keturunan adam sampai hari akhir. Namun sayang sekali, banyak diantara kaum muslimin yang lemah imannya terlena dengan tipu muslihatnya,seolah syaitan bukan lagi musuh. Padahal jelas sekali iblis mengobarkan permusuhan.
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.
Kedua adalah orang-orang kafir ( tidak semuanya) yang selalu memusuhi, tidak terbayang bagaimana orang-orang kafir secara tidak langsung bersekongkol dengan syaithan untuk menjauhkan umat islam dari nilai-nilai Islam.
Zaman modern ini tidak terlepas dari pengaruh orang-orang kafir yang senantiasa mencari berbagai macam cara untuk memusuhi,meyesatkan, dan memusnahkan orang muslim.
Hal ini tersirat pada surat al-Baqarah ayat 120 yang menyatakan tidak akan pernah ridho dengan orang-orang Islam. begitu juga sejarah membenarkan tentang permusuhan mereka terhadap orang islam.
kini kita rasakan bagaimana pengaruh-pengaruh mereka datang menghampiri kehidupan kita bahkan sudah masuk di kehidupan keluarga dan pribadi kita. bagaimana hal itu bisa terjadi?
Isu-isu global yang dikuasai mereka terus digembar-gemborkan, disosialsasikan, dan digambarkan seakan-akan ini adalah kebenaran yang tidak bertentangan dengan nilai islam,mereka terus berusaha supaya isu ini menggelobal, dikukuhkan lagi oleh berbagaimacam argument yang menghipnotis otak-otak para pembacanya.
Sehingga ketika isu ini berhasil maka dunia ini menjadi terbalik bagi orang yang tersihir olehnya. Misalnya kaum hawa yang berpakaian minim bahkan setengah telanjang, sudah jelas menjatuhkan martabat mereka, dianggap trendy masa kini, sesuai dengan zaman dan aturan HAM.
Sebaliknya yang berpakaian menutup seluruh aurat yang tujuannya untuk mengangkat dan memuliakan perempuan dianggap feminim, katrok, tidak sesuai dengan zaman, dan mengekang kebebasan kaum hawa. Padahal, kehormatan adalah inti dari kebebasan.
Bagaimana kita bilang seorang wanita yang berpakaian membuka aurat dengan alasan trendy, itu bebas? Kalau ditinjau secara logika mereka inilah yang dikekang kebebasannya, diperbudak oleh trendy nafsu belaka. Bak budak jalanan tak bertuan yang kelaparan, kemana sisa makanan dilempar kesitu ia berlari.
Hati kecil siapa saja mengakui akan hal itu. Ada juga, orang yang berusaha menginterkoneksikan gejala-gejala alam, atau argument-argumen dengan dalil-dalil dari al-quran hadist dianggap kampungan, tidak faham perkembangan, sementara mereka yang melandaskan argumennya dengan filsafat miring. Yaitu orang-orang atheis seperti Karl Max, Stalin yang sudah tidak memanusiakan manusia dan sejenisnya yang menuhankan otak, dianggap sejalan dengan perkembangan zaman.
Walahal, jika dibandingkan keilmiah, di mana Al Quran dan As-Sunah secara silsilah priwayatannya 100 persen tidak diragukan dari mana datangnya atau siapa perawinya, alquran yang kita baca sekarang dan kaum muslimin sedunia sama dengan alquran yang dibaca Rasullah, begitu juga dengan As-Sunnah. Jika ditinjau dari substansi maka Alquran dan assunah jauh lebih akurat dan ilmiah.
Maka bisa kita menarik sebuah konklusi bahwa mereka yang merujuk pada buku-buku filsafat seperti karlkmax,stalin, dan selainnya, jauh lebih katrok,kampungan,sok berfikir realistis. Walaupun dalam islam tetap mengedepankan sikap objek dan frofesional terhadap suatu masalah,yang benar diambil, yang salah disingkirkan.
Kita yang punya akal fikiran sehat yang didukung dengan nilai-nilai islam semestinya harus selektif dengan hal itu. Ironis sekali ketika seseorang merujuk kepada orang-orang ateis yang tidak memperlakuakan manusia sebagai manusia, dipandang lebih maju dan sesuai dengan trendi pemikiran modern.memang dunia terbalik ,Masih banyak lagi contoh dunia terbaik.
Adapun konsekuwensinya adalah mereka yang diperbudak hawa nafsu mendapatkan tempat di khalayak ramai, di akui dunia sementara mereka yang terus menjaga auratnya ( kaum muslimin) atau yang berpegang teguh dengan nilai ajaran Islam, cendrung diasingkan bahkan diintimidasi, dilecehkan dan dihina.
Senada dengan apa yang dikatakan ibnu Qayyim Al-Jauzy, " Jika engkau amati, kebanyakan manusia rela dengan dunia dan berpaling dari ayat-ayat Allah, dan sangat sedikit yang sanggup berbeda dengan mereka karena ia akan menjadi terasing diantara mereka". Tapi itulah hukum alam, di mana ada kebenaran pasti ada kejahatan. Inilah sekilas bagaiman orang-orang musyrikin membalik dunia hanya untuk menyesatkan kita umat muslimin.
Ketiga orang munafik yang membencinya,jelas sekali bagaimana orang munafik ingin membahayakan kehidupan orang muslim,dikatakan sebagian ulama bahwa mereka lebih jahat dari orang kafir karena mereka faham agama dan hidup bersama orang muslim.
Mereka ibarat musuh dalam selimut yang statusnya tidak banyak orang tahu. Mereka mengatakan diri mereka muslim,beramal sebagaimana orang islam tapi sedikit demi sedikit mereka memudarkan ajaran-ajaran Islam, menginterpretasi nilai-nilai Islam dengan nafsu mereka . Sehingga banyak diantara orang islam jauh dari pengamalan dan ajaran-ajaran islam.diantara mereka ada yang mengatakan shalat itu cukup dengan megingatNya,menikah sama jenis itu boleh dll.
Keempat nafsu syahwat yang siap membinasakannya dimana saja. ia adalah musuh terbesar manusia setelah syaithan bagaiman tidak?,ia adalah musuh sekaligus sahabat manusia yang bersamayam dalam diri manusia, sampai hari kiamat.
Secanggih apapun senjata yang dimiliki negara super power untuk menghancurkannya, hatta nuklir pun tidak akan mampu untuk menghancurkannya. Banyak orang muslim yang binasa olehnya, setiap hembusan nafas dan sejengkal langkah, ia terus mengintai, tidak memandang bulu siapa yang akan ia binasakan.
Ingatlah, "Sesungguhnya nafsu itu selalu memerintahkan kepada kejelekan". Begitulah al-Quran memperingati umat Islam. Rasullah pernah mengatakan kepada para sahabatnya bahwa perang yang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu".
Kelima orang mukmin yang hasad,ini adalah ancaman kita sebagai seorang muslim. sudah menjadi hukum alam jika ada diiantara kita ada yang hasad. namun jika hasad ini tidak diantisipasi sejak dini maka kitalah yang akan kena getahnya. hasad kadang berakhir dengan permusuhan,permusuhan kadang berakhir dengan pembunuhan,dan pembunuhan berakhir dengan dosa besar,maka orang yang melakukan dosa besar tanpa bertaubat maka balasan adalah neraka. Jadi tidak heran jika ada diantara kaum muslimin saling membunuh, perang saudara karena hasad,maka berangkat dari hal ini kita harus tetap memilih dan memilah sahabat diantara mereka.
oleh karenanya hendaknya kehidupan pada zaman sekarang ini tetap dibungkus dengan nilai-nilai islam,tunduk dalam rengkuhan ajaran islam yang terkandung dalam Al-Quran dan As-Sunnah, yang murapakan fitrah kehidupan manusia di dunia.
Sehigga terproteksi dari virus-virus kehidupan baik itu virus dari internal yaitu dalam diri kita sendiri,dan lima hal yang membinasakan tadi, ataupun virus eksternal yaitu gemerlapnya kehidupan dunia yang menipu.
Karena sesungguhnya hanya ajaran Islamlah yang mampu menjaga kita dari berbagai macam gangguan virus. Ia adalah anti virus tercangging sejagad. wallahu'alam
Bogor, 04-06-2010
Muhammad Safil,
PPT Darul Quran Mulia Bogor; S 1 Tarbiyah, Al-Qudwah-Depok
Sumber : Eramuslim
Rabu, 07 April 2010
Hanzhalah bin Abi Amir –Radiallahu anhu-
Malam telah menyelimuti kota Madinah Al Munawwarah, bintang -bintang yang bertaburan membawa kedamaian dan ketenangan serta mimpi indah, yang jelas malam itu sebenarnya malam biasa, tapi tidak sama sekali bagi Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu. Hari itu hari dimana mimpinya terwujud, hari yang lama datangnya hari yang lama ditunggunya hari itu Hanzhalah naik ke pelaminan.
Hanzhalah menikah pada suatu malam yang besok paginya terjadi perang di Uhud. Hanzhalah minta izin kepada Nabi Shalallahu alaihi wa salam untuk bermalam bersama isterinya. Sementara dia sendiri tidak tahu dengan pasti apakah malam itu malam pertemuan atau justru malam perpisahan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam memberinya ijin untuk menginap malam itu bersama pasangan kemantennya.
Manis macam apakah yang ada pada malam itu ? Rahasia apa yang dipendam hari itu dari Hanzhalah? Bersamaan dengan menyembulnya fajar pertama terdengar gemuruh perang, terdengar seorang menyeru dan mengumumkan jihad. Beberapa saat dia timbang-timbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan Akhirat. Akhirnya dia memilih akhirat demi kenikmatannya. Untuk kemudian menyongsong panggilan jihad dan meninggalkan dunia dengan segala isinya.
Waktu itu Hanzhalah Radiallahuanhu masih Junub, belum sempat mandi besar, melesat memenuhi seruan kebenaran, serta melayang tidak menginjak bumi, Sepasang penganten malam itu melesat dengan membawa senjatanya untuk bergabung dengan Nabi Shalallahu alaihi was salam yang sedang menyiapkan barisan Muslimin, meyiapkan hati untuk melakukan transaksi dijalan Allah Hanzhalah masuk pasar surga …………
Perang sangat dahsyat berkemilau dengan serunya pada awalnya kemenagan diraih tapi tatkala pasukan pemanah meninggalkan posisi
mereka, keadaan berbalik menjadi kacau dan orang-orang musyrik maju. Akan tetapi beberapa tentara tetap teguh bertahan bersama Rasulullah Shalallahu alihi wasalam , termasuk di dalamnya Hanzhalah Dia terus menunjukkan dan membuktikan kecintaannya terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Dia maju menghadap Abu Sofyan bin Harb Dengan cepat dia menebas kaki kuda Abu Sofyan
dari belakang sehingga Abu Sofyan terjatuh dia menjatuhkannya dari atas kudanya seakan-akan dia menjatuhkan kebathilan yang telah mencuri kebenaran dan kebathilan yang mengacau akidahnya.
Pada saat itu datanglah Syaddad bin Al Aswad membantu Abu Sofyan melawan Hanzhalah Radiallahuanhu, untuk kemudian salah satu dari dua orang itu bisa membunuh hati yang bersih dengan
lemparan lembing yang tembus Abu Sofyan berteriak “ Hanzhalah dengan Hanzhalah yang maksudnya dia telah membalaskan dendam anaknya yang terbunuh dalam perang Badar.
Hanzhalah Radiallahuanhu meninggalkan kita, tetapi bau wangi misik darinya tetap semerbak menyirami jiwa-jiwa generasi sesudahnya agar jiwa yang sedang tertidur menjadi bangkit dengan harapan suatu ketika akan menunggangi kuda-kuda Syahid.
Tanah menjadi suci dengan kemanten kita tadi lalu perang usai mereka yang telah melakukan transaksi telah menjajakan semua barangnya mereka membawa hati mereka dalam genggaman Untuk diterima atau ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta'ala sesuai dengan
kehendak-Nya.
Mereka yakin bahwa kesungguhan / kejujuran pada waktu itu adalah kekayaan yang paling berharga. Dan siapa yang sungguh- sungguh jujur dengan Allah tidak akan sia-sia. Para Sahabat Radiallahuanhu yang masih tersisa mulai mencari saudara-saudara mereka yang masih menanti janji dari langit memilah-milah siapa yang lebih dahulu ke langit. Tangan mereka yang berusaha menyentuh jasad Hanzhalah Radiallahuanhu yang berlumur darah mereka kagum adanya rintik rintik air mengalir dari dahinya seperti
butiran-butiran mutiara dan berjatuhan dari sela-sela rambutnya. Ini tentu menjadi misteri Apa maksudnya sampai kemudian para sahabat mendengar suara Nabi Shalallahu alaihi wa salam
bersabda : “Sungguh Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan bumi dengan air awan dalam bejana terbaut dari perak."
Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan mendapatkan harga surga Selamat wahai anda Hanzhalah anda telah mendapat surga orang-orang Aus, Suku Hanzhalah sangat bangga dengannya karena dari suku mereka ada
yang dimandikan Malaikat. Sesungguhnya Hanzhalah akan tetap menjadi kebanggaan dan terpatri dalam dada kaum muslimin bukan hanya untuk Aus saja! Semoga Allah ridha terhadap Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu.
Hanzhalah menikah pada suatu malam yang besok paginya terjadi perang di Uhud. Hanzhalah minta izin kepada Nabi Shalallahu alaihi wa salam untuk bermalam bersama isterinya. Sementara dia sendiri tidak tahu dengan pasti apakah malam itu malam pertemuan atau justru malam perpisahan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam memberinya ijin untuk menginap malam itu bersama pasangan kemantennya.
Manis macam apakah yang ada pada malam itu ? Rahasia apa yang dipendam hari itu dari Hanzhalah? Bersamaan dengan menyembulnya fajar pertama terdengar gemuruh perang, terdengar seorang menyeru dan mengumumkan jihad. Beberapa saat dia timbang-timbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan Akhirat. Akhirnya dia memilih akhirat demi kenikmatannya. Untuk kemudian menyongsong panggilan jihad dan meninggalkan dunia dengan segala isinya.
Waktu itu Hanzhalah Radiallahuanhu masih Junub, belum sempat mandi besar, melesat memenuhi seruan kebenaran, serta melayang tidak menginjak bumi, Sepasang penganten malam itu melesat dengan membawa senjatanya untuk bergabung dengan Nabi Shalallahu alaihi was salam yang sedang menyiapkan barisan Muslimin, meyiapkan hati untuk melakukan transaksi dijalan Allah Hanzhalah masuk pasar surga …………
Perang sangat dahsyat berkemilau dengan serunya pada awalnya kemenagan diraih tapi tatkala pasukan pemanah meninggalkan posisi
mereka, keadaan berbalik menjadi kacau dan orang-orang musyrik maju. Akan tetapi beberapa tentara tetap teguh bertahan bersama Rasulullah Shalallahu alihi wasalam , termasuk di dalamnya Hanzhalah Dia terus menunjukkan dan membuktikan kecintaannya terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Dia maju menghadap Abu Sofyan bin Harb Dengan cepat dia menebas kaki kuda Abu Sofyan
dari belakang sehingga Abu Sofyan terjatuh dia menjatuhkannya dari atas kudanya seakan-akan dia menjatuhkan kebathilan yang telah mencuri kebenaran dan kebathilan yang mengacau akidahnya.
Pada saat itu datanglah Syaddad bin Al Aswad membantu Abu Sofyan melawan Hanzhalah Radiallahuanhu, untuk kemudian salah satu dari dua orang itu bisa membunuh hati yang bersih dengan
lemparan lembing yang tembus Abu Sofyan berteriak “ Hanzhalah dengan Hanzhalah yang maksudnya dia telah membalaskan dendam anaknya yang terbunuh dalam perang Badar.
Hanzhalah Radiallahuanhu meninggalkan kita, tetapi bau wangi misik darinya tetap semerbak menyirami jiwa-jiwa generasi sesudahnya agar jiwa yang sedang tertidur menjadi bangkit dengan harapan suatu ketika akan menunggangi kuda-kuda Syahid.
Tanah menjadi suci dengan kemanten kita tadi lalu perang usai mereka yang telah melakukan transaksi telah menjajakan semua barangnya mereka membawa hati mereka dalam genggaman Untuk diterima atau ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta'ala sesuai dengan
kehendak-Nya.
Mereka yakin bahwa kesungguhan / kejujuran pada waktu itu adalah kekayaan yang paling berharga. Dan siapa yang sungguh- sungguh jujur dengan Allah tidak akan sia-sia. Para Sahabat Radiallahuanhu yang masih tersisa mulai mencari saudara-saudara mereka yang masih menanti janji dari langit memilah-milah siapa yang lebih dahulu ke langit. Tangan mereka yang berusaha menyentuh jasad Hanzhalah Radiallahuanhu yang berlumur darah mereka kagum adanya rintik rintik air mengalir dari dahinya seperti
butiran-butiran mutiara dan berjatuhan dari sela-sela rambutnya. Ini tentu menjadi misteri Apa maksudnya sampai kemudian para sahabat mendengar suara Nabi Shalallahu alaihi wa salam
bersabda : “Sungguh Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan bumi dengan air awan dalam bejana terbaut dari perak."
Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan mendapatkan harga surga Selamat wahai anda Hanzhalah anda telah mendapat surga orang-orang Aus, Suku Hanzhalah sangat bangga dengannya karena dari suku mereka ada
yang dimandikan Malaikat. Sesungguhnya Hanzhalah akan tetap menjadi kebanggaan dan terpatri dalam dada kaum muslimin bukan hanya untuk Aus saja! Semoga Allah ridha terhadap Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu.
Ghibah dan turunannya
Apa pun yang terlarang ( menurut syariat ) kita lakukan, tentu ada manfaat yang kadang tidak kita ketahui. Tapi percayalah agama kita memang sebuah agama yang sempurna, hingga masalah membicarakan aib orang lain pun diberikan batasan yang jelas.
Membicarakan suatu kekurangan orang lain, memang kerap dilakukan. Bahkan kadang kita tidak menyadari, bahwa saat itu telah terjadi ghibah diantara kita. Masih bersyukur, bila di lingkaran itu ada yang mampu menghentikan, dan mengatakan, “awas, kita ghibah lho!?”
Tapi pada kenyataannya sering-kali tanpa sadar, kita malah menambah bara, dan mengipasi si pembicara. Karena kita ingin sekali mengetahui duduk persoalan yang sedang disiarkan seseorang. Padahal saat itu terjadi tiga jalan yang terhampar, untuk kita lalui.
Jalan pertama, tentu bila kita seorang yang punya jiwa “peduli” dengan gossip, membuat kita malah bersemangat untuk memasang telinga. Dan mungkin siap pula memberi tambahan “bahan bakar” agar cerita yang tersampaikan merupakan kisah yang dramatis. Tentu jalan ini, bukan jalan yang diinginkan sang Khalik.
Jalan kedua yang dapat kita gunakan, bila kita memang mampu menjadi “polisi” saat itu, dan mengingatkan peserta, bahwa apa yang diperbincangkan merupakan sebuah kemungkaran. Karena bila kita mensiarkan keburukan saudara kita, maka sama saja kita memakan bangkai saudara sendiri.
Tentu pilihan selanjutnya adalah, bila kita tidak PD ( percaya diri ) untuk men-“semprit” dengan kata-kata, maka sebaiknya kita mengundurkan diri dari lingkaran kemungkaran itu. Karena apabila kita sudah tidak setuju tapi masih tetap berada di tempat, berarti kita masih termasuk orang yang ber-ghibah.
Bulan lalu ada seorang yang menyampaikan sebuah hikmah kepada saya. Dia seorang ibu dan sangat dekat dengan tetangganya. Suatu hari ibu ini, saya panggil saja Mila, mendapatkan “info” dari tetangganya . Beritanya adalah seorang ibu yang bernama A, sering-kali bergerilya setiap jam 10 pagi dengan anak balitanya. Setiap pagi dia akan bersilaturahmi sekalian numpang makan. Bahkan kadang membawa pulang bahan mentah; berupa cabe atau lauk yang sudah dimasak.
A yang merasa kesal dengan sifatnya B ( suka bergerilya ), ternyata tidak mampu membuka mulutnya untuk menghentikan kebiasaan buruknya B. Tapi sayangnya dia menceritakannya kepada Mila dengan harapan, agar Mila ini mengetahui sifat B yang sudah terkenal di lingkungan rumah A.
Pada suatu hari, Mila jalan-jalan pagi ke rumah A. Bukan kebiasaan Mila untuk jalan ke tetangga saat pagi. Karena biasanya jam 9 atau jam 10 pagi, adalah waktunya dia di rumah. Tapi begitu lah bila memang Allah memberikan jalan kebajikan kepada kita. Untuk mengetahui apa yang sebenarnya hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa di sekeliling kita.
Karena saat Mila bertandang adalah mendekati jam makan siang, dan tuan rumah baru selesai memasak, maka dia pun ditawari makan. Padahal saat itu dia membawa serta kedua anaknya yang masih balita. A pada itu memang telah memasak bakso yang lumayan banyak, karena dia menyiapkan pula untuk dimakan oleh tukang yang masih membangun rumahnya. Karena memang rumahnya masih belum selesai dibangun.
Saat ditawari makan, Mila malah teringat ceritanya si A. Dia mengingat dengan jelas bagaimana mimik wajah di A ketika menceritakan B. Dia mengandaikan dirinya saat itu adalah B, yang sedang makan di rumah A. Hingga mengganggu pikirannya. Betapa inginnya dia memasukkan pentolan ke mulutnya, tapi nuraninya serasa melarangnya. Dia hampir-hampir tak bisa memakan hidangan yang tersedia.
“jika aku makan di rumahnya, jangan-jangan aku akan pula diceritakan kepada orang lain. Padahal saat ini kedua buntutku bersamaku.” Pikirannya maju mundur, apakah dia akan menikmati hidangan yang kelihatan nikmat di pandang dan membuat hidungnya kembang kempis karena aromanya yang segar.
Aku tidak menceritakan selanjutnya apa yang terjadi. Tapi begitulah hikmah yang kita dapat dari cerita Mila di atas. Bahwa kadang kita tidak pernah menyangka, menceritakan tentant aib seseorang, tapi ternyata pendengar kita malah menarik sebuah garis pembelajaran. Karena A menceritakan sifat B yang minus, maka dia pun punya sebuah persepsi yang kuat terhadap A. Bahwa ternyata A suka menceritakan orang yang makan di rumahnya, dan menyebabkan Mila takut untuk memakan makanan yang dihidangkan oleh A.
Ternyata ghibah yang dilakukan seseorang, dengan harapan orang akan memberikan penilaian “lebih” pada dirinya dan disisi lain menjatuhkan martabat orang lain, ternyata malah sebaliknya yang terjadi. Karena apa yang dilakukannya menjadikan pendengar membuat sebuah rumus turunan; ” dia pasti akan pula memanjangkan mulutnya kepada orang lain, bila ada hal yang tidak disukainya pada diri kita.”
Sumber
Membicarakan suatu kekurangan orang lain, memang kerap dilakukan. Bahkan kadang kita tidak menyadari, bahwa saat itu telah terjadi ghibah diantara kita. Masih bersyukur, bila di lingkaran itu ada yang mampu menghentikan, dan mengatakan, “awas, kita ghibah lho!?”
Tapi pada kenyataannya sering-kali tanpa sadar, kita malah menambah bara, dan mengipasi si pembicara. Karena kita ingin sekali mengetahui duduk persoalan yang sedang disiarkan seseorang. Padahal saat itu terjadi tiga jalan yang terhampar, untuk kita lalui.
Jalan pertama, tentu bila kita seorang yang punya jiwa “peduli” dengan gossip, membuat kita malah bersemangat untuk memasang telinga. Dan mungkin siap pula memberi tambahan “bahan bakar” agar cerita yang tersampaikan merupakan kisah yang dramatis. Tentu jalan ini, bukan jalan yang diinginkan sang Khalik.
Jalan kedua yang dapat kita gunakan, bila kita memang mampu menjadi “polisi” saat itu, dan mengingatkan peserta, bahwa apa yang diperbincangkan merupakan sebuah kemungkaran. Karena bila kita mensiarkan keburukan saudara kita, maka sama saja kita memakan bangkai saudara sendiri.
Tentu pilihan selanjutnya adalah, bila kita tidak PD ( percaya diri ) untuk men-“semprit” dengan kata-kata, maka sebaiknya kita mengundurkan diri dari lingkaran kemungkaran itu. Karena apabila kita sudah tidak setuju tapi masih tetap berada di tempat, berarti kita masih termasuk orang yang ber-ghibah.
Bulan lalu ada seorang yang menyampaikan sebuah hikmah kepada saya. Dia seorang ibu dan sangat dekat dengan tetangganya. Suatu hari ibu ini, saya panggil saja Mila, mendapatkan “info” dari tetangganya . Beritanya adalah seorang ibu yang bernama A, sering-kali bergerilya setiap jam 10 pagi dengan anak balitanya. Setiap pagi dia akan bersilaturahmi sekalian numpang makan. Bahkan kadang membawa pulang bahan mentah; berupa cabe atau lauk yang sudah dimasak.
A yang merasa kesal dengan sifatnya B ( suka bergerilya ), ternyata tidak mampu membuka mulutnya untuk menghentikan kebiasaan buruknya B. Tapi sayangnya dia menceritakannya kepada Mila dengan harapan, agar Mila ini mengetahui sifat B yang sudah terkenal di lingkungan rumah A.
Pada suatu hari, Mila jalan-jalan pagi ke rumah A. Bukan kebiasaan Mila untuk jalan ke tetangga saat pagi. Karena biasanya jam 9 atau jam 10 pagi, adalah waktunya dia di rumah. Tapi begitu lah bila memang Allah memberikan jalan kebajikan kepada kita. Untuk mengetahui apa yang sebenarnya hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa di sekeliling kita.
Karena saat Mila bertandang adalah mendekati jam makan siang, dan tuan rumah baru selesai memasak, maka dia pun ditawari makan. Padahal saat itu dia membawa serta kedua anaknya yang masih balita. A pada itu memang telah memasak bakso yang lumayan banyak, karena dia menyiapkan pula untuk dimakan oleh tukang yang masih membangun rumahnya. Karena memang rumahnya masih belum selesai dibangun.
Saat ditawari makan, Mila malah teringat ceritanya si A. Dia mengingat dengan jelas bagaimana mimik wajah di A ketika menceritakan B. Dia mengandaikan dirinya saat itu adalah B, yang sedang makan di rumah A. Hingga mengganggu pikirannya. Betapa inginnya dia memasukkan pentolan ke mulutnya, tapi nuraninya serasa melarangnya. Dia hampir-hampir tak bisa memakan hidangan yang tersedia.
“jika aku makan di rumahnya, jangan-jangan aku akan pula diceritakan kepada orang lain. Padahal saat ini kedua buntutku bersamaku.” Pikirannya maju mundur, apakah dia akan menikmati hidangan yang kelihatan nikmat di pandang dan membuat hidungnya kembang kempis karena aromanya yang segar.
Aku tidak menceritakan selanjutnya apa yang terjadi. Tapi begitulah hikmah yang kita dapat dari cerita Mila di atas. Bahwa kadang kita tidak pernah menyangka, menceritakan tentant aib seseorang, tapi ternyata pendengar kita malah menarik sebuah garis pembelajaran. Karena A menceritakan sifat B yang minus, maka dia pun punya sebuah persepsi yang kuat terhadap A. Bahwa ternyata A suka menceritakan orang yang makan di rumahnya, dan menyebabkan Mila takut untuk memakan makanan yang dihidangkan oleh A.
Ternyata ghibah yang dilakukan seseorang, dengan harapan orang akan memberikan penilaian “lebih” pada dirinya dan disisi lain menjatuhkan martabat orang lain, ternyata malah sebaliknya yang terjadi. Karena apa yang dilakukannya menjadikan pendengar membuat sebuah rumus turunan; ” dia pasti akan pula memanjangkan mulutnya kepada orang lain, bila ada hal yang tidak disukainya pada diri kita.”
Sumber
Dua Waktu Tidur Yang Dilarang Rasul
Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur.
Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.
1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :
“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).
2. Tidur Sebelum Shalat Isya’
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).
Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.”
Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.
1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :
“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).
2. Tidur Sebelum Shalat Isya’
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).
Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.”
Sejarah April Mop
Sebenarnya, April Mop adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.
Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop—yang hanya berlaku pada tanggal 1 April—adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orangtua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan.
Walaupun belum sepopuler perayaan tahun baru atau Valentine's Day, budaya April Mop dalam dua dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang makin akrab di masyarakat perkotaan kita. Terutama di kalangan anak muda. Bukan mustahil pula, ke depan juga akan meluas ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Ironisnya, masyarakat dengan mudah meniru kebudayaan Barat ini tanpa mengkritisinya terlebih dahulu, apakah budaya itu baik atau tidak, bermanfaat atau sebaliknya.
Perayaan April Mop berawal dari suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan? April Mop, atau The April's Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.
Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah barat yang berupa pegunungan. Islam telah menerangi Spanyol.
Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan saja beragama Islam, namun sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Tidak saja membaca Al-Qur'an, namun bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.
Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun selalu gagal. Maka dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol.
Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan pertama-tama melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur'an. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niupkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.
Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan salib. Penyerangan oleh pasukan salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh.
Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara salib terus mengejar mereka. Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara salib mengetahui bahwa banyak muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.
Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Namun beberapa dari orang Muslim diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah disediakan, mereka pun segera bersiap untuk meninggalkan Granada dan berlayar meninggalkan Spanyol.
Keesokan harinya, ribuan penduduk muslim Granada keluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, beriringan berjalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan salib, memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika mereka membakari rumah-rumah tersebut bersama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.
Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentara salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang para tentara salib telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.
Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.
Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April's Fool Day). Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.
Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya se-iman disembelih dan dibantai oleh tentara salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas juga ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, 5 abad silam.
Jadi, perhatikan sekeliling Anda, anak Anda, atau Anda sendiri, mungkin terkena bungkus jahil April Mop tanpa kita sadari. (sa/berbagaisumber)
Ini menjadi alasan salah informasi dari Group FKMKI.. Mudah2 kebudayaan hina ini segera disadari mudharatnya oleh sluruh ummat muslim
Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop—yang hanya berlaku pada tanggal 1 April—adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orangtua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan.
Walaupun belum sepopuler perayaan tahun baru atau Valentine's Day, budaya April Mop dalam dua dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang makin akrab di masyarakat perkotaan kita. Terutama di kalangan anak muda. Bukan mustahil pula, ke depan juga akan meluas ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Ironisnya, masyarakat dengan mudah meniru kebudayaan Barat ini tanpa mengkritisinya terlebih dahulu, apakah budaya itu baik atau tidak, bermanfaat atau sebaliknya.
Perayaan April Mop berawal dari suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan? April Mop, atau The April's Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.
Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah barat yang berupa pegunungan. Islam telah menerangi Spanyol.
Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan saja beragama Islam, namun sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Tidak saja membaca Al-Qur'an, namun bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.
Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun selalu gagal. Maka dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol.
Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan pertama-tama melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur'an. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niupkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.
Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan salib. Penyerangan oleh pasukan salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh.
Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara salib terus mengejar mereka. Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara salib mengetahui bahwa banyak muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.
Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Namun beberapa dari orang Muslim diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah disediakan, mereka pun segera bersiap untuk meninggalkan Granada dan berlayar meninggalkan Spanyol.
Keesokan harinya, ribuan penduduk muslim Granada keluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, beriringan berjalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan salib, memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika mereka membakari rumah-rumah tersebut bersama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.
Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentara salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang para tentara salib telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.
Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.
Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April's Fool Day). Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.
Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya se-iman disembelih dan dibantai oleh tentara salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas juga ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, 5 abad silam.
Jadi, perhatikan sekeliling Anda, anak Anda, atau Anda sendiri, mungkin terkena bungkus jahil April Mop tanpa kita sadari. (sa/berbagaisumber)
Ini menjadi alasan salah informasi dari Group FKMKI.. Mudah2 kebudayaan hina ini segera disadari mudharatnya oleh sluruh ummat muslim
Langganan:
Postingan (Atom)