SIAPAKAH DZULQARNAIN ITU?
Dr. Yusuf Al-Qardhawi
Pertanyaan: Didalam Al-Qur'an diterangkan masalah Dzulqarnain, yaitu:
"Hingga apabila dia telah sampai pada tempat terbenammatahari, dia pun melihat matahari terbenam kedalam lautyang berlumpur hitam, dan dia mendapati disitu (di laut itu)segolongan ummat. Kami berkata, 'Hai Dzulqarnain! Kamu bolehmenyiksa mereka dan boleh berbuat kebaikan terhadapmereka'." (Q.s. Al-Kahfi: 86).
Apakah yang dimaksud dengan matahari yang terbenam dalammata air yang hitam?
Siapakah orang-orang yang didapati oleh Dzulkarnain?
Jawab:
Kisah Dzulqarnain telah diterangkan dalam Al-Qur'an padaSurat Al-Kahfi, tetapi Al-Qur'an tidak menerangkan siapakahsebenarnya Dzulqarnain, siapakah orang-orang yangdidapatinya, dan dimana tempat terbenam dan terbitnyamatahari? Semua itu tidak diterangkan dalam Al-Qur'an secararinci dan jelas, baik mengenai nama maupun lokasinya, halini mengandung hikmah dan hanya Allahlah yang mengetahui.
Tujuan dari kisah yang ada dalam Al-Qur'an, baik pada SuratAl-Kahfi maupun lainnya, bukan sekadar memberi tahu hal-halyang berkaitan dengan sejarah dan kejadiannya, tetapi tujuanutamanya ialah sebagai contoh dan pelajaran bagi manusia.
Sebagaimana Allah swt. dalam firman-Nya:
Sebagaimana Allah swt. dalam firman-Nya:
"Sesungguhnyapada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaranbagi orang-orang yang berakal." (Q.s.Yusuf: 111)
Kisah Dzulqarnain, mengandung contoh seorang raja saleh yangdiberi oleh Allah kekuasaan di bumi, yang meliputi Timur danBarat. Semua manusia dan penguasa negara tunduk ataskekuasaannya, dia tetap pada pendiriannya sebagai seorangyang saleh, taat dan bertakwa. Sebagaimana diterangkan dibawah ini:
"Berkata Dzulqarnain, 'Adapun orang yang menganiaya, makakelak Kami akan mengazabnya, kemudian dia dikembalikankepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yangtiada taranya'." (Q.s. Al-Kahfi: 87).
"Adapun orang yang beriman dan orang beramal saleh, makabaginya pahala yang terbaik sebagai balasan ..." (Q.s.Al-Kahfi: 88).
Jadi, apa yang diterangkan dalam Al-Qur'an, hanyalahmengenai perginya Dzulqarnain ke arah terbenamnya matahari,sehingga berada pada tempat yang paling jauh. Di situditerangkan bahwa dia telah melihat matahari seakan-akanterbenam di mata air tersebut, saat terbenamnya. Sebenarnya,matahari itu tidak terbenam di laut, tetapi hanya bagipenglihatan kita saja yang seakan tampak matahari ituterbenam (jatuh) ke laut. Padahal matahari itu terbitmenerangi wilayah (bangsa) lain.
Maksud dari ayat tersebut, bahwa Dzulqarnain telah sampai ketempat paling jauh, seperti halnya matahari terbenam di mataair yang kotor (berlumpur) , yang disebutkan diatas. Begitujuga maksud dari ayat tersebut, Dzulqarnain telah sampai ditempat terjauh, yaitu terbitnya matahari dan sampai bertemupula dengan kaum Ya'juj dan Ma'juj.
Dalam keadaan demikian, Dzulqarnain tetap pada pendiriannyasemula, yaitu sebagai seorang raja yang adil dan kuatimannya, yang tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yangdikuasai dan kekuasaannya diperkuatnya dengan misalnyamembangun bendungan yang besar, yang terdiri daribahan-bahan besi dan sebagainya. Di dunia ini beliau selaluberkata dan mengakui, bahwa segala yang diperolehnya sebagaikarunia dari Allah dan rahmat-Nya.
Firman Allah swt. dalam Al-Qur'an:
"Dzulqarnain berkata, 'Ini (bendungan atau benteng) adalahsuatu rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah tiba janjiTuhanku, Dia pun menjadikannya rata dengan bumi (hancurlebur); dan janji Tuhanku itu adalah benar." (Q.s. Al-Kahfi:98).
Tujuan utama dari Al-Qur'an dalam uraian di atas ialahsebagai contoh, dimana seorang raja saleh yang diberikekuasaan yang besar pada kesempatan yang luar biasa dan,kekuasaannya mencakup ke seluruh penjuru dunia di sekitarterbit dan terbenamnya matahari. Dalam keadaan demikian,Dzulqarnain tetap dalam kesalehan dan istiqamahnya tidakberubah.
Firman Allah swt.:
"Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan di bumi dan Kamitelah memberikan kepadanya (Dzulqarnain) jalan (untukmencapai) segala sesuatu." (Q.s. Al-Kahfi: 84).
Mengenai rincian dari masalah tersebut tidak diterangkandalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, misalnya waktu, tempat dankaumnya, siapa sebenarnya mereka itu. Karena tidak adamanfaatnya, maka sebaiknya kami berhenti pada hal-hal yangditerangkan saja. Jika bermanfaat, tentu hal-hal ituditerangkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.
---------------------------------------
FATAWA QARDHAWI, Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah
Dr. Yusuf Al-Qardhawi
Penerbit Risalah Gusti
Cetakan Kedua, 1996
Jln. Ikan Mungging XIII/1
Telp./Fax. (031) 339440
Surabaya 60177