Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.
Hendaknya mendekat kepada si sakit dan menanyakan keadaan dan penyakit yang dirasakannya, seperti mengatakan Bagaimana keadaanmu?. Sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam.
Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Alloh, selamat dan disehatkan. Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu telah meriwayat-kan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila beliau menjenguk orang sakit, ia mengucapkan: "Tidak apa-apa. Sehat (bersih) insya Allah". (HR. Al-Bukhari). Dan berdo`a tiga kali sebagai-mana dilakukan oleh Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam.
Mengusap si sakit dengan tangan kanannya, dan berdo`a:
Hilangkanlah kesengsaraan (penyakitnya) wahai Tuhan bagi manusia, sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit. (Muttafaq'alaih).
Hilangkanlah kesengsaraan (penyakitnya) wahai Tuhan bagi manusia, sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit. (Muttafaq'alaih).
Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan jangan mengatakan "tidak akan cepat sembuh", dan hendaknya tidak mengharapkan kematiannya sekalipun penyakitnya sudah kronis.
Hendaknya mentalkinkan kalimat Syahadat bila ajalnya akan tiba, memejamkan kedua matanya dan mendo`akan-nya. Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Talkinlah orang yang akan meninggal di antara kamu La ilaha illAllah". (HR. Muslim).
Hendaknya mentalkinkan kalimat Syahadat bila ajalnya akan tiba, memejamkan kedua matanya dan mendo`akan-nya. Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Talkinlah orang yang akan meninggal di antara kamu La ilaha illAllah". (HR. Muslim).
Untuk orang yang sakit:
Hendaknya segera bertobat dan bersungguh-sungguh beramal shalih.
Berbaik sangka kepada Allah, dan selalu mengingat bahwa ia sesungguhnya adalah makhluk yang lemah di antara makhluk Allah lainnya, dan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membutuhkan untuk menyiksanya dan tidak membutuhkan ketaatannya.
Hendaknya segera bertobat dan bersungguh-sungguh beramal shalih.
Berbaik sangka kepada Allah, dan selalu mengingat bahwa ia sesungguhnya adalah makhluk yang lemah di antara makhluk Allah lainnya, dan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membutuhkan untuk menyiksanya dan tidak membutuhkan ketaatannya.
Hendaknya cepat meminta kehalalan atas kezhaliman-kezhaliman yang dilakukan olehnya, dan segera mem-bayar/menunaikan hak-hak dan kewajiban kepada pemi-liknya, dan menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.
Memperbanyak zikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an dan beristighfar (minta ampun).
Memperbanyak zikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an dan beristighfar (minta ampun).
Mengharap pahala dari Alloh dari musibah (penyakit) yang dideritanya, karena dengan demikian ia pasti diberi pahala. Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apa saja yang menimpa seorang mu'min baik berupa kesedihan, kesusahan, keletihan dan penyakit, hingga duri yang menusuknya, melainkan Alloh meninggikan karenanya satu derajat baginya dan mengampuni kesalahannya karenanya". (Muttafaq'alaih).
Berserah diri dan tawakkal kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan berkeyakinan bahwa kesembuhan itu dari Alloh, dengan tidak melupakan usaha-usaha syar`i untuk kesembuhan-nya, seperti berobat dari penyakitnya.
(Sumber: Kitab “Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari” By : Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan)
Berserah diri dan tawakkal kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan berkeyakinan bahwa kesembuhan itu dari Alloh, dengan tidak melupakan usaha-usaha syar`i untuk kesembuhan-nya, seperti berobat dari penyakitnya.
(Sumber: Kitab “Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari” By : Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan)
0 komentar:
Posting Komentar