Tak ada orang yang senang mendapatkan bencana. Rasulullah sendiri kerap berdo'a "Ya Allah perbaikilah bagiku urusan agamaku karena ia merupakan penjaga segala urusanku. Dan perbaikilah bagiku urusan duniaku karena di dalamnya penghidupanku, dan perbaikilah bagiku urusan akhiratku karena kesanalah tempat aku kembali. Jadilkanlah hidup di dunia ini tambahan bagiku dalam segala kebaikan. Dan jadikanlah kematian itu sebagai peristirahatan bagiku dari segala keburukan." (HR. Turmudzi)
Ada juga sebagian sahabat Rasulullah yang mempunyai pandangan keliru. Mereka menganggap bahwa dengan sengaja menjerumuskan diri dalam bencana itu merupakan kafarat (pembersih) dosa-dosa yang mereka lakukan. Rasulullah saw menjelaskan kepada mereka bahwa persoalannya tidak seperti itu.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah mengunjungi seorang lelaki muslim yang sedang sakit. Orang itu dalam keadaan kurus dan lemah tak berdaya bagaikan anak burung yang baru ditetaskan. Rasul bertanya kepada orang itu: "Apakah engkau dulu pernah berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a?" Orang itu menjawab: "Ya, saya dulu berdo'a dengan mengatakan, "Ya Allah janganlah Engkau siksa aku di akhirat karena dosa-dosa yang telah kuperbuat. Jika engkau menyiksaku juga maka jadikanlah siksaan-Mu itu di dunia saja..."
Mendengar jawaban orang tersebut, Rasulullah berkata, "Subhanallah, engkau tidak akan sanggup menerimanya. Tidakkah lebih baik kalau engkau berdo'a : "Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta hindarkanlah kami dari siksa neraka.!" (HR. Muslim)
Kemudian orang itu menuruti anjuran Nabi tersebut, dan akhirnya ia disembuhkan oleh Allah swt dari penyakit.
Karena itulah, Muthraf bin Abdullah mengatakan, "Diberikan kesejahteraan lalu aku bersyukur lebih aku sukai daripada diberi bencana lalu aku bersabar. Sebab posisi kesejahteraan itu lebih dekat pada keselamatan. Karena itulah aku memilih syukur daripada sabar, sebab sabar itu keadaan orang-orang yang kena musibah."
Kita semua tentu ingin menjadi hamba yang mendapat curahan kebaikan, bukan hamba yang selalu mendapat cobaan. Tapi apakah hari-hari yang kita lalui akan memberi semua apa yang kita harapkan? Alangkah banyaknyan topan berhembus kepada kita dan memenuhi langit dengan awan yang gelap. Betapa banyak orang dihadapkan pada apa yang tidak ia sukai dan terhalang dari apa yang ia inginkan?
Dalam situasi seperti inilah dibutuhkan kesabaran yang dapat merngusir rasa cemas. "Pasrah pada Allah termasuk adab jiwa. Ia dapat mengusir berbagai tekanan jiwa," ujar Muhammad Ghazali dalam kitab "Jaddid Hayatak."
Rasulullah saw. bersabda, "Ridhalah dengan pembagian Allah untukmu, engkau akan menjadi manusia yang paling kaya." (HR. Ahmad)
Sumber : Eramuslim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar