Social Icons

Pages

Sabtu, 11 Oktober 2008

AMALAN PASCA RAMADHAN

Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan kemuliaan, di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya sama dengan seribu bulan. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, Rasul pilihan, penghulu para nabi, pelita umat di kegelapan dan kepekatan jahiliyah, uswah terbaik bagi umat seluruhnya.

Sudah menjadi keharusan, bahwa setiap yang datang, pasti akan pergi. Demikian halnya dengan bulan Ramadhan, sebentar lagi ia akan meninggalkan kita…. Tapi apakah kita siap melepas kepergiannya, hingga ia memberi atsar (pengaruh) dalam kehidupan kita.

Bulan Ramadhan sesungguhnya adalah saksi atas amalan yang selama ini kita kerjakan, apakah itu berupa keburukan dan maksiat, ataukah ibadah dan amal shaleh. Maka sudah selayaknya jika kita melakukan kembali instrospeksi mulai sekarang, melakukan muhasabah terhadap semua yang pernah kita perbuat selama berada di bulan ini, agar Ramadhan tidak berlalu begitu saja seperti tahun-tahun sebelumnya.

Ada beberapa amalan yang harus kita laksanakan, baik yang wajib ataupun yang sunnah, setelah Ramadhan seperti :


1. Menunaikan Zakat Fithrah

Zakat merupakan salah satu kewajiban dan rukun Islam.
" Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah satu sha' dari gandum atau satu sha' dari korma atas anak kecil, orang besar, orang merdeka, dan budak. Pada riwayat lain:"Atas laki-laki, wanita, orang merdeka, dan budak" HR. Bukhari.

2. Menjaga Shalat Fardlu berjamaah dan shalat-shalat sunnah

Pada bulan Ramadhan kita telah membiasakan diri kita untuk selalu terikat dengan masjid. Setiap adzan terdengar, kita ayunkan langkah untuk mengerjakan kewajiban shalat bersama-sama dengan muslimin yang lain berjamaah. Ketika Ramadhan berakhir, muncul semangat baru yang bermula dari kebersihan hati dan jiwa. Dan ini harus kita jaga agar bisa terlaksana sampai Ramadhan berikutnya. Kalau semangat bisa kita jaga, kita akan semakin mudah untuk melaksanakan shalat berjama'ah terlebih lagi pahala shalat ini sangat besar sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW

Dari Abdullah bin umar r.a., Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Shalat berjamaa'ah itu lebih mulia dari shalat sendirian duapuluh tujuh derajat, (H.R. Bukhari dan Muslim).
Disamping itu kita tambah amalan shalat wajib kita dengan melakukan shalat rawatib (shalat yang mengiringi shalat wajib), shalat tahajjud, shalat witir dll, sebagai wujud dari ketaqwaan kita kepada-Nya.

3. Sholat 'Iedul Fitri

Shalat 'Ied Fitri hukumnya sunnah muakkadah. Shalat 'iedul fitri adalah salah satu syi'ar Islam sekaligus bukti atas kekuatan keimanan seseorang. Rasulullah SAW senantiasa mengerjakan dan memerintahkan kepada umatnya untuk mengerjakannya baik laki-laki ataupun perempuan. Hari itu adalah hari kebahagiaan dan kegembiraan, setelah selesai meksanakaan ibadah puasa Ramadhan satu bulan penuh. Namun kita dilarang mengkhususkan satu jenis ibadah pada hari ini yang tidak pernah diperintahkan dalam agama seperti mengkhususkan ziarah kubur pada hari itu, karena hal itu adalah termasuk bid'ah yng nyata.

Hal-hal yang disunnahkan dalam shalat 'ied seperti : mandi dan memakai wewangian, mengenakan pakaian yang terbaik, makan sebelum melaksanakan shalat, mengumandangkan takbir, berdo'a untuk kebaikan kaum muslimin, berjalan kaki dengan menempuh jalan yang berbeda antara berangkat dan pulang, melaksanakan shalat 'ied di mushalla (tanah lapang tempat shalat 'ied dikerjakan). Bagi kaum wanita dianjurkan untuk bershadaqah sebagaimana yang diriwayatkan dari shahabat Bilal Bin Rabah r.a., bahwa beliau di masa Rasulullah SAW membentangkan kain untuk mengumpulkan shadaqah dari para wanita.

Karena begitu pentingnya, sehingga Rasulullah SAW memerintahkan seluruh anggota keluarga untuk berbondong-bondong menunaikannya. Orang tua, remaja, anak-anak, wanita-wanita yang sebelumnya dipingit, bahkan wanita-wanita yang sedang haid diperintahkan beliau untuk bersama menghadiri mushalla (tanah lapang tempat shalat 'ied dikerjakan). Mengucapkan takbir, berdo'a dan mendengarkan khutbah. Bagi wanita-wanita dilarang melakukan tabarruj (berdandan, membuka aurat memakai wewangian didepan laki-laki lain yang bukan mahram).

Disunnatkan kaum muslimin untuk saling mengucapkan do'a Taqabbalallahu minnaa wa minkum. Sebagaimana hadits dari Jubair bin Nufail, dia berkata :

"Apabila para shahabat Rasulullah SAW bertemu pada hari 'Iedul Fitri, mereka saling mengucapkan (mendo'akan) Taqabalaahu minnaa wa minkum." (Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, isnad hadits ini hasan).

4. Berpuasa sunnah 6 hari setelah 'iedul fitri, dan puasa sunnah lainnya

Puasa 6 hari setelah 'idul fitri adalah ibadah yang sangat dianjurkan, Allah SWT menjanjikan pahala yang sangat besar bagi siapa saja yang mau mengamalkannya. Rasulullah SAW bersabda :

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu dilanjutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka nilainya seperti berpuasa sepanjang tahun". (HR. Muslim, Abu Dawud dan At Tirmidzi).

Puasa ini boleh dikerjakan secara berturut-turut dan dapat pula berselang waktunya, di awal bulan Syawal setelah 'iedul fitri, di pertengahannya atau di akhir bulan. Puasa-puasa yang lain yang disunnahkan seperti ; puasa Senin dan Kamis, puasa tiga hari pada tiap pertengahan bulan qamariyah (tanggal 13, 14 dan 15), puasa di hari arafah dan 'Asyura, puasa di bulan Sa'ban, puasa nabi Daud (berpuasa sehari dan berbuka sehari secara kontinyu), ada hadits dari Ummu Salamah menerangkan bahwa Rasulullah SAW sering berpuasa di hari sabtu dan Minggu sebagai pengingkaran terhadap orang musyrik karena kedua hari itu adalah 'ied mereka (hadits tadi dishahihkan oleh Ibn Khuzaimah, Bulughul maram, hal 139, no. 711).

5. Menghiasi diri dengan sifat mahmudah dan akhlaq karimah

Ramadlan dapat dijadikan sebagai moment penting untuk memulai perbuatan baik/ibadah, sifat-sifat baik dan akhlaq yang mulia. Dan ketika memasuki bulan-bulan setelahnya kita kondisikan diri untuk tetap melakukan ibadah yang sudah kita lakukan dibulan Ramadhan, kita jauhi perbuatan dosa serta kemungkaran yang kita tinggalkan pada bulan itu disertai dengan menghiasi diri dengan taqwa, hilm, amanah, sabar, istiqomah dll.

Aminuddin
Maraji': Fiqih Wanita, Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah, Majlis Ramadhan, Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin, Bulughul Maram, Al Hafidz Ibn Hajar al asqalani ditashhih dan di ta'liq oleh Muhammad Hamid Al Fiqiy.