Social Icons

Pages

Senin, 03 November 2008

Hal-hal yang merusak hati

Hati bisa rusak sebagaimana badan juga bisa rusak. Rusaknya hati bisa disebabkan banyak hal diantaranya:


1.Karena sibuknya hati pada selain Allah SWT. Dan bergantung pada selain-Nya. Ada beberapa hal yang menjadikan hati itu sibuk pada selain Allah, diantaranya adalah;

a.Cinta dunia dan tamak terhadapnya
b.Mencari aib orang lain. Membenci, dengki terhadap mereka.
c.Karena kurangnya dzikir terhadap Allah. Sebagaimana dalam sabda Rasul, “Perumpamaan orang yang ingat terhadap Allah dan yang tidak, adalah sebagaimana orang mati dan hidup”. Ibnu Qayyim mengomentari hadis ini, dan memberikan contoh, “Manusia dan dzikir bagaikan ikan dan air. Maka apabila ikan dipisah dari air niscaya akan mati. Demikian pula halnya manusia dengan dzikir”.

1.Dosa-dosa. Sebagaimana kita ketahui, banyaknya dosa menjadikan hati menjadi hitam. Allah SWT berfirman; “Sekali-kali (tidak), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (QS al-Muthaffifin 14). Makna “Raana atau ar-Raun” di ayat itu telah dijelaskan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin, apabila ia melakukan dosa, maka akan terbetik dihatinya noda hitam, apabila ia taubat dan beristighfar dari dosa tersebut. Maka noda itu akan hilang. Tetapi bila ia tambah maka akan bertambah pula noda tersebut, maka ia akan menutupi hatinya. Itulah “ar-Raun” yang disebutkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Muthaffifin” (HR Ahmad dalam musnadnya, Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Jarir).

2.Terlalu banyak bergaul dengan manusia. Hal ini perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan banyak bergaul, ialah yang membuat lupa kepada Allah SWT. Sekiranya bergaul itu bermanfaat, maka tidak menjadi masalah. Seperti melakukan amar makruf dan nahi mungkar.

3.Banyaknya makan dan minum. Imam Fudhail bin Iyad berkata, “Ada dua perbuatan yang membuat hati mati, banyak bicara dan banyak makan”. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau juga menjelaskan. ”Beliau ditanya tentang kebanyakan penyebab orang masuk kedalam Neraka, maka beliau menjawab, “Mulut dan kemaluan”.
Imam Syafi’i berkata dalam Nuzhatul Fudlola’ 2/667, “Saya tidak pernah kenyang selama 16 tahun kecuali sekali. Lalu aku masukkan tangan ke mulut kemudian aku muntahkan kembali. Karena kenyang membuat badan berat, mematikan hati, mengurangi kecerdasan, membuat tidur dan melemahkan dalam ibadah”.
Abu Sulaiman berkata segala sesuatu berkarat, dan karat hati adalah kenyang.

4.Banyak tidur, banyak manusia menyia-yiakan umurnya untuk tidur. Yang bagus adalah sepertiga umurnya digunakan untuk tidur, dan selebihnya digunakan untuk beribadah. Apabila melewati batas sehingga banyak meningalkan hal-hal yang wajib maka hatinya akan mati.

Adapun penyebab yang dapat menghidupkan hati, di antaranya adalah;

1.Dzikrullah. Manfaatnya telah diketahui bahwa orang yang mengingat Allah tidak akan mati hatinya dan tidak rusak. Rasul bersabda, “Perumpamaan orang yang ingat pada Allah dan yang tidak, seperti mati dan hidup” (Bukhari dalam bab keutamaan dzikir pada Allah)

2.Mengingat maut. Hal ini akan memendekkan khayalan. Dan mendorong untuk banyak beramal dan mengurangi dosa. Said Ibnu Jubair berkata; “Seandainya mengingat mati itu berpisah dari hatiku, saya takut hatiku akan rusak” (Nuzhatul Fudlala’ I/394).

3.Ziarah kubur. Ini sunah yang banyak ditinggalkan oleh kebanyakan orang shaleh, bahkan kaum muslimin pada umumnya. Padahal dia salah satu penghidup hati yang menghubungkan antara dia dan Rabnya.
Sofwan bin Salim biasa datang ke Baqi’. Suatu hari salah seorang yang shalih mengikutinya karena ingin melihat apa yang ia perbuat. Orang shalih itu bercerita, “Lalu duduklah Sofwan dan ia masih saja menangis, sehingga saya kasihan padanya. Saya mengira bahwa yang dikubur salah satu keluarganya. Dan ia melakukan demikian pada kesempatan yang lain. Lalu aku mengikutinya kemudian ia duduk di samping kuburan yang lain.
Dan ia melakukan hal yang serupa. Maka saya tanyakan hal ini pada Muhammad bin al Munkadir. Dan aku berkata, “ Sesungguhnya aku mengira yang dikubur sebagian keluarganya”. Maka Muhammad menjawab, “Mereka itu semuanya keluarga dan saudaranya. Memang dia itu adalah orang yang menggerakkan hatinya untuk mengingat mati setiap dia merasa hatinya keras”. (Nuzhatul Fudlala’ I/49.

4.Berkunjung ke orang yang shalih dan melihat apa yang mereka lakukan. Hal ini bermanfaat untuk menghidupkan hati, tetapi bila tidak bisa mengunjunginya, kita bisa membaca sejarah kehidupannya.
Jakfar bin Sulaiman berkata, “Saya dulu apabila merasa hatiku keras, maka saya pergi dan melihat wajah Muhammad bin Wasi’, dia dulu seperti kematian (mampu melunakkan hati)”.
Abu Hasf An Naisaburi berkata, “Saya menjaga hatiku 20 tahun kemudian Allah menjagaku 20 tahun” (Nuzhatul Fudlola’ II/913).