Social Icons

Pages

Sabtu, 28 Juni 2008

Ingatlah Kematian

Sayidina Ali bin Abi Thalib pergi ke suatu kuburan. Setibanya disana, ia berkata, "Wahai para penghuni kubur, kabarkan kepada kami tentang kalian, atau kami yang akan mengabarkan kepada kalian. Kalau kabar dari kami ialah, harta kalian sudah dibagikan, istri-istri/suami-suami kalian sudah menikah lagi." Demi Allah, seandainya mereka bisa menjawab, mereka akan mengatakan, "Bagi kami, bekal yang paling baik hanyalah taqwa."


"Heran aku kepada manusia Seandainya mereka mau introspeksi diri, melihat dan melewatkan dunia pada yang lain, mereka akan tahu bahwa dunia itu hanyalah sebuah jembatan Tidak ada kebanggaan sejati, kecuali kebanggaan orang-orang yg bertaqwa Kelak ketika Allah mengumpulkan semua makhluk di padang mahsyar mereka akan tahu bahwa bertaqwa dan berbakti adalah simpanan yang terbaik.
Aku heran pada manusia yang begitu sombong padahal besok ia akan dikubur tanpa punya kuasa untuk menyegerakan yang diharapkan dan menangguhkan yang ditakuti semua yang ia usahakan berpindah pada orang lain."

"Bagianmu dari seluruh harta yang kamu kumpulkan sepanjang hidupmu hanyalah dua lapis kain kafan yang akan membungkus tubuhmu dan sebutir obat pengawet tubuh."

"Tidak ada sesuatu pun yang kamu lihat gemerlapan itu abadi karena yang abadi hanyalah Tuhan harta dan anak-anakmu akan lenyap. Kaum 'Aad sudah pernah ingin abadi, tetapi gagal. Begitu pula dengan Sulaiman sang pengendali angin, manusia, hewan dan jin.
Mana raja yang dahulu pernah paling berjaya di muka bumi ?
Di akhirat kelak semua akan tunduk dan tak mampu berdusta."

"Ingatlah kematian yang akan melanyapkan segala kenikmatan dan bersiaplah menghadapi kematian yang pasti akan datang."
Ingatlah kematian, niscaya kamu akan mendapatkan kenikmatan. Ingat kematian dapat mematahkan angan-angan yang kosong belaka."

"Akan ku ingat terus kematian, tanpa kenal rasa takut karena hatiku sangat keras laksana seonggok batu Akan kuburu terus dunia, karena aku merasa akan hidup lama meski dibelakangku kematian terus membuntuti jejak langkahku Ketahuilah, kematian seharusnya sudah cukup sebagai pelajaran dan ia telah ditentukan kepada siapa saja dan ia menunggu di sekitarnya tanpa ada yang bisa selamat darinya."

"Hai orang yang tertipu, kenapa kamu masih asyik bermain dengan sejuta harapan ketika ajal kematianmu sudah sangat dekat?
Seharusnya kamu tahu, sesungguhnya rakus adalah samudera luas yang menjauhkan bahtera dunia ke tengah-tengahnya.

Rasulullah SAW bersabda, 'Tuhanmu yang Maha Perkasa lagi Maha Agung berfirman, "Aku tidak menghimpun pada hambaku dua ketakutan sekaligus, dan tidak menghimpun dua rasa aman sekaligus. "Barangsiapa yang takut pada-Ku di dunia, Aku akan membuatnya aman di akhirat. Dan, barangsiapa yang merasa aman dari-Ku di dunia, Aku akan membuatnya takut di akhirat."

"Ketika kau dilahirkan ibumu, kamu menangis sementara orang-orang di sekelilingmu tertawa maka buatlah pada hari kematianmu mereka menangis sementara kamu tersenyum."

"Kuburan yang diam membisu itu sebenarnya sedang memberikan pelajaran kepadamu waktu-waktu yang terus berlalu telah mengabarkan berita kematianmu tetapi kamu malah asyik terlena dengan kesenangan-kesenangan dunia nafsumu berbisik padamu bahwa kamu masih hidup, dan belum mati."

"Ada dua hal yang meskipun ditangisi dengan cucuran air mata darah tetapi tidak akan pernah kembali yaitu lepasnya masa muda dan matinya orang-orang yang kita cintai."