Social Icons

Pages

Minggu, 13 April 2008

Kegelapan dan Gelombang di Dasar Lautan



Kegelapan dan Gelombang
di Dasar Lautan





Pengukuran yang dilakukan dengan teknologi masa kini berhasil mengungkapkan
bahwa antara 3 hingga 30% sinar matahari dipantulkan oleh permukaan laut. Jadi,
hampir semua tujuh warna yang menyusun spektrum sinar matahari diserap satu
demi satu ketika menembus permukaan lautan hingga kedalaman 200 meter, kecuali
sinar biru (lihat gambar di samping). Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak dijumpai
sinar apa pun. (lihat gambar atas). Fakta ilmiah ini telah disebutkan dalam
ayat ke-40 surat An Nuur sekitar 1400 tahun yang lalu..




"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam,
yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan;
gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah
dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk)
oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun." (Al Qur'an, 24:40)


Keadaan umum tentang lautan yang dalam dijelaskan dalam buku
berjudul Oceans:


Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada
kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya.
Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat cahaya sama sekali. (Elder, Danny;
and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley Publishers, s. 27)


Kini, kita telah mengetahui tentang keadaan umum lautan tersebut,
ciri-ciri makhluk hidup yang ada di dalamnya, kadar garamnya, serta jumlah air,
luas permukaan dan kedalamannya. Kapal selam dan perangkat khusus yang dikembangkan
menggunakan teknologi modern, memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan informasi
ini.


Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter
tanpa bantuan peralatan khusus. Mereka tak mampu bertahan hidup di bagian samudra
yang dalam nan gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Karena alasan inilah,
para ilmuwan hanya baru-baru ini saja mampu menemukan informasi sangat rinci
tersebut tentang kelautan. Namun, pernyataan "gelap gulita di lautan yang
dalam" digunakan dalam surat An Nuur 1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah
satu keajaiban Al Qur'an, sebab infomasi ini dinyatakan di saat belum ada perangkat
yang memungkinkan manusia untuk menyelam di kedalaman samudra.


Selain itu, pernyataan di ayat ke-40 surat An Nuur "Atau
seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan…"
mengarahkan
perhatian kita pada satu keajaiban Al Qur'an yang lain.


Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di
dasar lautan, yang "terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut
yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda." Gelombang yang
dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan
dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih
tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti
gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang
permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya
dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat
tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition,
Englewood Cliffs, Prentice- Hall Inc., s. 205)


Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur'an benar-benar bersesuaian
dengan penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat
gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang
internal di dasar laut. Akan tetapi, dalam surat An Nuur, Allah mengarahkan
perhatian kita pada jenis gelombang yang terdapat di kedalaman samudra. Sungguh,
fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi
bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.