Social Icons

Pages

Senin, 14 April 2008

Pembentukan Hujan



Pembentukan Hujan

Oleh : Harun Yahya


Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi
orang- orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa
didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan..


Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan
baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan
terlihat.


Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur'an berabad-abad
yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,


"Dialah Allah Yang mengirimkan angin,
lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut
yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air
hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya
yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)




Gambar di atas memperlihatkan butiran-butiran air yang lepas ke udara. Ini adalah
tahap pertama dalam proses pembentukan hujan. Setelah itu, butiran-butiran air
dalam awan yang baru saja terbentuk akan melayang di udara untuk kemudian menebal,
menjadi jenuh, dan turun sebagai hujan. Seluruh tahapan ini disebutkan dalam
Al Qur'an. Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.


TAHAP KE-1: "Dialah Allah
Yang mengirimkan angin..."


Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang
dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel
air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu
diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini,
yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya,
yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut
"perangkap air".


TAHAP KE-2: "...lalu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya,
dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."


Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling
butir- butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam
hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu
bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan
awan-awan.


TAHAP KE-3: "...lalu kamu
lihat air hujan keluar dari celah- celahnya..."


Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan
partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan
ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh
ke tanah sebagai hujan.


Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat
Al- Qur'an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar.
Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al- Qur'anlah yang
menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah
mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang- orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan
oleh ilmu pengetahuan.


Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan
dijelaskan:


"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih,
maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah- celahnya dan Allah (juga)
menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan
awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.
Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an,
24:43)


Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan
temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya
awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan
tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah
sebagai berikut:


TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh
angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.


TAHAP - 2, Pembentukan awan yang
lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin,
saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.


TAHAP - 3, Pembentukan awan yang
bertumpang tindih: Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk
awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat.
Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian
tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara
vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan
secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah
atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai
terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi
berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka
mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes,
Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The
Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of
Meteorology, s. 141-142)


Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru
ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta
bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat
terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu
kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.