Social Icons

Pages

Rabu, 19 Maret 2008

Khasiat Kurma, Si Buah Kehidupan

Kurma termasuk makanan favorit untuk hidangan berbuka puasa. Beberapa butir kurma dan segelas air putih dengan segera akan melenyapkan rasa lapar dan mengembalikan kesegaran tubuh setelah seharian berpuasa. Apa sih, kehebatan kurma?
Tanaman kurma (phoenix dactylifera) umumnya tumbuh di daerah gurun pasir. Lingkungan hidupnya sangat panas menyengat, disertai angin gurun yang kering bercampur debu pasir. Sekalipun demikian, akarnya kurang tahan pada kekeringan. Karena itu, secara alami ia tumbuh di sekitar oasis, suatu mata air yang muncul di tengah hamparan padang pasir.
Penduduk Arab menyebutnya nakhla, yang berarti pohon kehidupan. Dinamai demikian, karena seluruh bagian tanamannya bermanfaat. Buah dan pucuknya bisa dimakan, dikeringkan, atau digiling menjadi tepung. Nirah atau getahnya bisa dibuat minuman, sabutnya ditenun, biji kurma pun bisa jadi pakan keledai atau onta. Bagi bangsa Yunani dan Romawi kuno, kurma sering dipakai untuk membumbui hidangan daging.
Meskipun kurma identik dengan Arab, namun Amerika Serikat berhasil mengekspor kurma tahun 1837. Bahkan kurma Amerika Serikat yang terkenal yaitu Californian date berhasil menjadi trendsetter selera pasar kurma dunia.
Jenis kurma terbanyak beredar di dunia adalah “Zahdi”, diperkirakan jumlahnya mencapai 43 % kurma dunia. Jenis ini sehari-hari paling banyak dikonsumsi di Timur Tengah. Bentuknya cenderung bulat, warnanya coklat muda keemasan. Kurang berkualitas, harganya murah. Paling banyak digunakan dalam kuliner.
Islam menyunnahkan kaum muslimin menyantap kurma untuk berbuka puasa. Dalam hadits yang ditulis oleh Al-Bukhari disebutkan juga bahwa barang siapa menyantap 7 butir kurma saat sarapan, niscaya ia akan dijauhkan dari aniaya dan kejahatan sihir sepanjang hari itu.
Selain itu, kurma banyak dipakai sebagai obat berbagai penyakit. Karena kurma bersifat kering dan panas, ia sanggup membangkitkan gairah seksual. Dan, kurma yang diisi dengan biji pinus dipercaya sebagai obat penyubur bagi wanita-wanita yang ingin punya anak.
Secara tradisi, kurma merupakan makanan pokok penduduk kawasan Arab, khususnya Saudi Arabia, Algeria, Maroko, Mesir, Tunisia, Iran, dan Sudan. Namun, menurut hasil survai, penduduk kawasan Arab pemakan kurma terbanyak dan frekuensinya paling sering dalam sehari adalah suku Bedouin di Saudi Arabia.
Prevalensi pengidap kanker dan sakit jantung di antara penduduk suku Bedouin ternyata paling rendah dibandingkan penduduk Arab lainnya. Usut-punya usut, rupanya karena kurma kaya serat kasar tak larut (unsoluble diet fiber), yang mampu mengikat zat karsinogenik pemicu kanker dan membuangnya bersama kotoran. Kadar seratnya 2,1 g %, lebih tinggi dari serat dalam anggur, yang jumlahnya hanya 1,7 g %.
Sebagian besar, yakni 70 – 80 %, kandungan karbohidrat dalam kurma berupa karbohidrat sederhana berbentuk glukosa dan fruktosa, yang disebut gula. Jadi, meskipun kaya serat yang dapat menyerap kelebihan kadar gula darah, kurma kurang baik bagi pengidap kencing manis, karena kadar gulanya sangat tinggi.
Kurma banyak mengandung zat tanin. Karena itu, secara tradisional di Timur Tengah kurma banyak dimanfaatkan sebagai pencegahan maupun pengobatan gangguan sakit perut. Sebagai pengelat (astringen), zat tanin dalam kurma membantu mempercepat penyembuhan diare.
Kurma juga berkhasiat meredakan demam dan mengobati pilek, radang tenggorokan, radang saluran napas, radang hati. Penduduk Arab biasa meminum air sarinya, dengan cara merebus kurma atau menyeduhnya. Bisa juga minum kurma yang dihaluskan dan dibubuhi ½ gelas air masak. Untuk menyembuhkan bengkak, mereka mengolesinya dengan pasta kurma (kurma dihaluskan, lalu dicampur sedikit air). (et/nml)

0 komentar: